Rahmat Erwin Naik Podium Tapi Merah Putih Tak Boleh Ada
Budi Santoso
Sabtu, 11 Desember 2021 16:14:10
MURIANEWS, Jakarta- Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah kembali membanggakan Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021. Rahmat menjadi juara di kelas 73 kg putra.
Namun sayangnya, keberhasilannya membawa nama harum Indonesia tidak bisa diklaim langsung di arena. Sebab atribut berbau Indonesia tidak diperkanankan dibawa Rahmat Erwin saat naik ke podium juara.
Sanksi dari WADA (World Anti Doping Agency) terhadap Indonesia masih berlaku. Sehingga pada upacara pengalungan medali, bendera merah putih tidak dikibarkan di arena Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021.
Dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021, Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) mengirim 14 atlet ke Tashkent, Uzbekistan. Mereka sebagian besar merupakan atlet muda.
BACA JUGA: Lifter Indonesia Rahmat Erwin Juara Dunia Angkat BesiDi kategori putri terdapat Juliana Klarisa (kelas 55kg), Sarah (59kg), Najla Khoirunnisa (45kg), Nelly (59kg), Siti Nafisatuh Hariroh (49kg), Tsabitha Alfiah Ramadani (64kg), Restu Anggi (64kg), dan Nurul Akmal (+87kg).
Sementara untuk putra selain Rahmat Erwin Abdullah, terdapat Muhammad Faathir (61kg), Mohammad Yasin (67kg), Triyatno (67kg), Muhammad Zul Ilmi (89kg), dan Satrio Adi Nugroho (55kg).Saksi WADA sampai saat ini masih harus ditanggung oleh Indonesia, setelah setelah Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) tidak bisa memenuhi kewajibannya. Hal ini menimbulkan beberapa konsekuensi bagi Indonesia.Salah satunya, atlet-atlet Indonesia yang bertanding di arena internasional tidak diperkenankan membawa atribut Indonesia ketika meraih juara. Kasus ini pertama kali dialami Tim Piala Thomas Indonesia yang meraih juara di Denmark.Di beberapa turnamen badminton internasional lainnya di sepanjang 2021 ini, para pebulutangkis Indonesia juga masih menghadapi sanksi yang sama. NOC (National Olimpiade Comite) Indonesia, KONI dan Kemenpora RI sampai saat ini masih terus mencoba melakukan upaya untuk melepaska sanksi ini.Penulis: Budi erjeEditor: Budi erjeSumber:
Antara
[caption id="attachment_257943" align="alignleft" width="880"]

Lifter Rahmar Erwin Abdullah saat berlaga di Olimpiade Tokyo 2020.(facebook.com/Rahmat-Erwin-Abdullah-106449148368776/photos/)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta- Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah kembali membanggakan Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021. Rahmat menjadi juara di kelas 73 kg putra.
Namun sayangnya, keberhasilannya membawa nama harum Indonesia tidak bisa diklaim langsung di arena. Sebab atribut berbau Indonesia tidak diperkanankan dibawa Rahmat Erwin saat naik ke podium juara.
Sanksi dari WADA (World Anti Doping Agency) terhadap Indonesia masih berlaku. Sehingga pada upacara pengalungan medali, bendera merah putih tidak dikibarkan di arena Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021.
Dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021, Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) mengirim 14 atlet ke Tashkent, Uzbekistan. Mereka sebagian besar merupakan atlet muda.
BACA JUGA: Lifter Indonesia Rahmat Erwin Juara Dunia Angkat Besi
Di kategori putri terdapat Juliana Klarisa (kelas 55kg), Sarah (59kg), Najla Khoirunnisa (45kg), Nelly (59kg), Siti Nafisatuh Hariroh (49kg), Tsabitha Alfiah Ramadani (64kg), Restu Anggi (64kg), dan Nurul Akmal (+87kg).
Sementara untuk putra selain Rahmat Erwin Abdullah, terdapat Muhammad Faathir (61kg), Mohammad Yasin (67kg), Triyatno (67kg), Muhammad Zul Ilmi (89kg), dan Satrio Adi Nugroho (55kg).
Saksi WADA sampai saat ini masih harus ditanggung oleh Indonesia, setelah setelah Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) tidak bisa memenuhi kewajibannya. Hal ini menimbulkan beberapa konsekuensi bagi Indonesia.
Salah satunya, atlet-atlet Indonesia yang bertanding di arena internasional tidak diperkenankan membawa atribut Indonesia ketika meraih juara. Kasus ini pertama kali dialami Tim Piala Thomas Indonesia yang meraih juara di Denmark.
Di beberapa turnamen badminton internasional lainnya di sepanjang 2021 ini, para pebulutangkis Indonesia juga masih menghadapi sanksi yang sama. NOC (National Olimpiade Comite) Indonesia, KONI dan Kemenpora RI sampai saat ini masih terus mencoba melakukan upaya untuk melepaska sanksi ini.
Penulis: Budi erje
Editor: Budi erje
Sumber:
Antara