Kamis, 20 November 2025


Pelatih tim Indonesia Frengki Setya menilai, kekalahan itu tidak lebih karena ketidaksabaran Rafanael dalam bermain.

Secara teknis, kemampuan baik Rafanael maupun Sitisak sebenarnya tidak ada perbedaan. Namun dalam hal ini, Sitisak diakuinya mampu melihat kelemahan Rafanael.

Rafanael menurut Frengki pada akhirnya malah terbawa ritme permainan lawannya. Kelemahannya terus menerus berhasil dimanfaatkan Sitisak.

”Saya rasa Rafanael hanya kurang sabar dalam bermain. Selain itu beberapa kali juga dia kurang beruntung dengan bola-bola lucky Sitisak," ujar Frengki memberikan analisanya.

Sementara itu, pelatih Dony Prasetya Aji yang menjadi official pertandingan menyatakan Thailand mengubah strateginya. Pertemuan di kelompok beregu benar-benar bisa mereka manfaatkan.

Permainan Rafanael besar kemungkinan sudah mereka pelajari saat Indonesia menang dua kali di nomor beregu. Selain itu, tipe permainan Sitisak memang agak berpengaruh pada permainan Rafanael.

”Thailand seperti biasa selalu unggul dalam taktikal. Mereka berhasil membuat Sitisak tampil dengan taktik yang tepat," ujar Dony Prasetya usai pertandingan.Di nomor beregu putra U-19, Indonesia dan Thailand sempat bertemu dua kali. Pada penyisihan grup Indonesia mampu menang 3-1. Kemudian di final Indonesia malah mampu menang 3-0.Baca: Tim Indonesia Gagal Rebut Emas Tambahan di SEA Youth Brunei 2023Sitisak sendiri di pertandingan beregu, dua kali menelan kekalahan. Semuanya terjadi saat menghadapi Affan Mauludana.Sementara Affan di semifinal tunggal  putra perorangan kalah dari rekannya sendiri, Rafanael Niman yang akhirnya bertemu Sitisak.Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler