Kamis, 20 November 2025


Event tersebut merupakan seri ketiga IFSC Climbing World Cup 2018. Pada seri pertama yang berlangsung di Moscow, Rusia, 21-22 April, Agustina tersingkir di babak delapan besar. Sedangkan di IFSC seri II di Chongqing, China, 5-7 Mei, Agustina hanya mampu bertengger di peringkat delapan.

Gagal pada dua seri sebelumnya tidak membuat Agustina putus asa. Pada seri ketiga, Agustina mulai membuktikan kemampuannya dan akhirnya berhasil meraih medali perak.

“Setahap demi setahap Agustina Sari mulai menunjukan kematanganya. Dia pantang menyerah meski gagal pada dua seri sebelumnya. Prestasi yang diraih tentu bikin kami bangga. Apalagi kejuaraan itu adalah event tingkat dunia,” ujar Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Blora Nur Fatoni, Senin (14/5/2018).

Fatoni mengaku, sempat menyaksikan anak didiknya bertanding melalui chanel live youtube. Meski demikian, Fatoni yang juga sekretaris KONI Blora mengaku sempat deg-degan.

“Lawan-lawan yang dihadapi Agustina Sari adalah pemanjat tebing kelas dunia. Mereka sudah berpengalaman tampil di event tersebut. Sedangkan Agustina Sari baru tahun ini ikut kejuaraan dunia,’’ katanya.Agustina mengawali pertandingan babak penyisihan nomor speed world record dengan menundukkan pemanjat tebing tuan rumah China, Ni Mingwei. Di babak perdelapan final, Agustina Sari menyingkirkan Marenych Alla (Ukraina). Setelah itu, giliran Maria Krasavina (Rusia) yang ditaklukkan diperempat final.Di babak semifinal, Agustina berhasil menang atas atlet Polandia Brozek Anna. Pada partai puncak, Agustina gagal mengungguli pemanjat tebing asal Prancis Jaubert Anouck.“Babak final cukup ketat. Selisih waktu kedua finalis itu sangat tipis, hanya 8 second. Jaubert Anouck finis catata waktu 7,62 detik. Sedangkan Agustina Sari 7,74 detik,” sambungnya.Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler