Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, London- Sejak Rusia menyerang Ukraina, Thomas Tuchel mengakui Chelsea kini menghadapi masalah. Pelatih asal Jerman ini mengakui invasi Ukraina dan kengerian perang di Eropa, mengaburkan kehidupan di Chelsea.

Situasi itu menurutnya jelas berpotensi membuat perubahan pada penilaian orang. Situasi ini bisa mengubah perasaan publik terhadap klub London yang dimiliki oleh Roman Abramovich, salah satu taipan Rusia yang dekat dengan Vlademir Putin.

"Kita seharusnya tidak berpura-pura bahwa ini bukan masalah dan saya setuju. Situasi ini, bagi saya dan semua orang di sini, untuk para pemain, mengerikan. Tidak ada yang mengharapkan ini. Ini cukup tidak nyata, itu mengaburkan pikiran kita, mengaburkan kegembiraan menuju final dan itu membawa ketidakpastian besar,” ujar Thomas Tuchel menjelan pertandingan Final Piala Caraboa Inggris.

"Lebih banyak untuk semua orang dan keluarga yang sebenarnya saat ini lebih terlibat daripada kita, dan pikiran kita jelas bersama mereka, yang benar-benar paling penting,” tambahnya.

Tuchel mengatakan dia setuju dengan keputusan untuk melucuti Rusia dari kehormatan menjadi tuan rumah final Liga Champions, yang telah dikonfirmasi UEFA. Sehingga final telah dipindahkan dari St Petersburg ke Paris.

"Kami benar-benar memahami keputusan itu dan itu benar-benar alasan terburuk," kata Tuchel, yang memenangkan gelar Eropa tahun lalu, ketika final dialihkan dari St Petersburg ke Porto karena pandemi virus corona.

Dirinya juga mengaku dia lebih suka berbicara murni tentang sepak bola. Namun, demikian juga menyadari itu tidak mungkin, mengingat peristiwa besar yang sedang terjadi. Diakuinya, Chelsea, satu-satunya klub Liga Premier milik Rusia, mungkin menjadi target reaksi sentimen anti-perang yang terjadi ini.

"Sampai tingkat tertentu saya bisa memahami pendapat kritis terhadap klub, terhadap kami yang mewakili klub itu. Saya bisa mengerti itu dan kami tidak bisa sepenuhnya membebaskan diri dari itu. Mungkin orang-orang mengerti bahwa saya sebagai pelatih atau para pemain, kami tidak memiliki wawasan tentang apa yang sebenarnya terjadi,” katanya lagi.

"Kami tidak memiliki begitu banyak informasi orang dalam daripada yang anda pikirkan, dan pada akhirnya – dan tidak salah memahami saya – saya pikir itu juga berasal dari tim dan dari staf, dan saya termasuk diri saya sendiri, mungkin tidak politis,” lagi dikatakannya.
"Saat ini kami tidak merasa bertanggung jawab atas semua ini. Kami merasa bahwa itu mengerikan dan tidak ada keraguan tentang hal itu. Perang di Eropa tidak terpikirkan untuk waktu yang lama,” pungkasnya.BACA JUGA: Roman Abramovich Didesak Tinggalkan Chelsea, Gegara Rusia Serang UkrainaRoman Abramovich membeli Chelsea pada 2003, lalu menginvestasikan ratusan juta untuk mengejar kesuksesan. Sampai akhirnya bisa memenangkan Liga Premier lima kali dan Liga Champions dua kali. Tidak hanya itu, Chelsea akhirnya berhasil merubah lanskap sepakbola Inggris.Pria Rusia berusia 55 tahun, itu memang tidak tinggal di Inggris sejak ia menarik aplikasi perpanjangan visa pada 2018. Dia juga jarang terlihat menonton timnya sejak itu. Terakhir, dirinya berada di Abu Dhabi awal bulan ini, untuk melihat Chelsea menjadi juara Piala Dunia Klub untuk pertama kalinya.Taipan Rusia ini bisa jadi telah berusaha untuk menunjukan bahwa dirinya tidak setuju dengan Putin, Presiden Rusia. Namun hubungannya dengan Putin selama ini, telah memunculkan seruan agar assetnya di Inggris dilucuti, termasuk Chelsea.Belum ada tindakan terhadap Abromovich di Inggris, tetapi ancaman sanksi tetap mungkin tergantung pada perkembangan di Ukraina. Situasi ini jelas membuat canggung bagi pelatih Jerman, Thomas Tuchel yang berpikiran bebas."Saya menyadari semua skenario ini dan semua diskusi ini saat ini. Saya ingin mengambil hak saya untuk tidak mengomentari hal ini sampai ada keputusan yang dibuat. Tapi kami menyadarinya dan itu mengganggu kami, itu mengkhawatirkan kami," tutup Thomas TuchelPenulis: Budi ErjeEditor: Budi ErjeSumber: Daily Mail

Baca Juga

Komentar

Terpopuler