Regulasi Liga Champions Dirubah UEFA, Klub-klub Besar Diuntungkan
Murianews
Kamis, 31 Maret 2022 10:01:21
MURIANEWS, Jakarta- Regulasi Liga Champions Eropa akhirnya dirubah oleh UEFA (Badan Sepak Bola Eropa) terkait ketentuan peserta. Keputusan terbaru ini dinilai memberikan keuntungan bagi klub-klub Besar di Eropa.
Regulasi baru mengenai kontestan Liga Champions ini akan diberlakukan mulai musim 2024-2025. Sejumlah tim besar, yang memiliki reputasi dan sejarah kuat di Eropa dipastikan akan mendapatkan keuntungan.
Mulai musim 2024-2025 UEFA telah memutuskan bahwa Liga Champions akan digekar dengan 36 peserta. Sehingga akan ada tambahan empat tim yang berhak tampil di kompetisi sepak bola antara klub Eropa ini.
Salah satu aturan yang diadopsi UEFA mengenai tambahan peserta ini, menyebutkan dua peserta tambahan akan diambil dari klub yang memiliki koefisien tertinggi menurut UEFA.
Koefisien tersebut dihitung dari penampilan klub di kompetisi Benua Eropa selama lima tahun terakhir.
Selain itu, UEFA juga akan mempertimbangkan penampilan klub di liga domestik sebagai acuan kelolosan. Sehingga dengan demikian, dimungkinkan setiap negara bisa mengirimkan enam klub dari liga mereka.
Regulasi inilah yang dinilai akan memberikan keuntungan bagi klub-klub besar di Eropa. Misalnya saja, Manchester United di Liga Inggris. Klub ini berpeluang tetap bisa lolos ke Kualifikasi Liga Champions meski hanya berada di peringkat keenam Liga Inggris jika memiliki nilai koefisien yang bagus.
BACA JUGA: Ceferin Bantah Ada Tekanan Politik Pada Keputusan UEFA Untuk RusiaDalam sebuah kejadian, klub seperti Manchester United bahkan bisa melangkah ke Liga Champions, meski berada di peringkat lebih rendah dari tim lainnya. Hal ini bisa terjadi, karena klub-klub besar seperti Manchester United, pada tahap ini jelas memiliki nilai koofisien yang lebih tinggi.
Regulasi baru ini, pada awalnya diajukan oleh Asosiasi Klub Benua Eropa (ECA) dalam pertemuan dengan Dewan Eksekutif UEFA pada Selasa (29/3/2022). Wakil Presiden ECA, Aki Riihilahti, mengklaim peraturan ini akan membuat Liga Champions semakin inklusif dan berkualitas premium."Saat membicarakan tempat di kompetisi Eropa, kami menambahkan performa domestik karena Anda harus melihat kondisi tim secara keseluruhan," ujar Riihilahti.Riihilahti membantah jika regulasi ini pada akhirnya hanya menguntungkan klub-klub besar saja. Menurutnya, ECA berhak mengajukan usulan ini agar tim terbaik selalu mampu menjadi peserta Liga Champions.Pada akhirnya, regulasi baru ini telah menimbulkan banyak kritik. UEFA dinilai telah mengakomodir secara diam-diam kepentingan European Super League (ESL) yang sebelumnya ditentang.Tahun lalu, sebanyak 12 klub mengumumkan dibentuknya European Super League sebagai kompetisi antarklub elite di Benua Biru. Meski akhirnya tidak jadi digulirkan, saat ini masih ada Real Madrid, Barcelona, dan Juventus, yang diam-diam masih terus menjaga ide ini.Munculnya regulasi baru Liga Champions ini, disebut seperti perwujudan lain dari gagwan ESL yang justru masuk ke UEFA. Sebab, klub-klub elite dalam aturan baru ini mendapat hak istimewa karena lebih familiar dengan Liga Champions dalam beberapa musim terakhir.Penulis: Budi ErjeEditor: Budi ErjeSumber:
The Guardian
[caption id="attachment_281423" align="alignleft" width="880"]

Regulasi baru Liga Champions yang ditetapkan UEFA, mendapatkan kritik dari banyak pihak. (UEFA)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta- Regulasi Liga Champions Eropa akhirnya dirubah oleh UEFA (Badan Sepak Bola Eropa) terkait ketentuan peserta. Keputusan terbaru ini dinilai memberikan keuntungan bagi klub-klub Besar di Eropa.
Regulasi baru mengenai kontestan Liga Champions ini akan diberlakukan mulai musim 2024-2025. Sejumlah tim besar, yang memiliki reputasi dan sejarah kuat di Eropa dipastikan akan mendapatkan keuntungan.
Mulai musim 2024-2025 UEFA telah memutuskan bahwa Liga Champions akan digekar dengan 36 peserta. Sehingga akan ada tambahan empat tim yang berhak tampil di kompetisi sepak bola antara klub Eropa ini.
Salah satu aturan yang diadopsi UEFA mengenai tambahan peserta ini, menyebutkan dua peserta tambahan akan diambil dari klub yang memiliki koefisien tertinggi menurut UEFA.
Koefisien tersebut dihitung dari penampilan klub di kompetisi Benua Eropa selama lima tahun terakhir.
Selain itu, UEFA juga akan mempertimbangkan penampilan klub di liga domestik sebagai acuan kelolosan. Sehingga dengan demikian, dimungkinkan setiap negara bisa mengirimkan enam klub dari liga mereka.
Regulasi inilah yang dinilai akan memberikan keuntungan bagi klub-klub besar di Eropa. Misalnya saja, Manchester United di Liga Inggris. Klub ini berpeluang tetap bisa lolos ke Kualifikasi Liga Champions meski hanya berada di peringkat keenam Liga Inggris jika memiliki nilai koefisien yang bagus.
BACA JUGA: Ceferin Bantah Ada Tekanan Politik Pada Keputusan UEFA Untuk Rusia
Dalam sebuah kejadian, klub seperti Manchester United bahkan bisa melangkah ke Liga Champions, meski berada di peringkat lebih rendah dari tim lainnya. Hal ini bisa terjadi, karena klub-klub besar seperti Manchester United, pada tahap ini jelas memiliki nilai koofisien yang lebih tinggi.
Regulasi baru ini, pada awalnya diajukan oleh Asosiasi Klub Benua Eropa (ECA) dalam pertemuan dengan Dewan Eksekutif UEFA pada Selasa (29/3/2022). Wakil Presiden ECA, Aki Riihilahti, mengklaim peraturan ini akan membuat Liga Champions semakin inklusif dan berkualitas premium.
"Saat membicarakan tempat di kompetisi Eropa, kami menambahkan performa domestik karena Anda harus melihat kondisi tim secara keseluruhan," ujar Riihilahti.
Riihilahti membantah jika regulasi ini pada akhirnya hanya menguntungkan klub-klub besar saja. Menurutnya, ECA berhak mengajukan usulan ini agar tim terbaik selalu mampu menjadi peserta Liga Champions.
Pada akhirnya, regulasi baru ini telah menimbulkan banyak kritik. UEFA dinilai telah mengakomodir secara diam-diam kepentingan European Super League (ESL) yang sebelumnya ditentang.
Tahun lalu, sebanyak 12 klub mengumumkan dibentuknya European Super League sebagai kompetisi antarklub elite di Benua Biru. Meski akhirnya tidak jadi digulirkan, saat ini masih ada Real Madrid, Barcelona, dan Juventus, yang diam-diam masih terus menjaga ide ini.
Munculnya regulasi baru Liga Champions ini, disebut seperti perwujudan lain dari gagwan ESL yang justru masuk ke UEFA. Sebab, klub-klub elite dalam aturan baru ini mendapat hak istimewa karena lebih familiar dengan Liga Champions dalam beberapa musim terakhir.
Penulis: Budi Erje
Editor: Budi Erje
Sumber:
The Guardian