Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Jakarta- Takdir dan nasib seseorang memang tidak pernah ada yang bisa menduga. Seseorang yang pernah sukses di masa lalu, kadang tidak terlalu mujur di masa selanjutnya.

Sejumlah pemain Timnas Indonesia, juga mengalami hal seperti ini. Dulu di masa jaya mereka seperti bisa mendapatkan segalanya. Namun kini setelah tidak bermain sepak bola, mereka harus hidup dengan sederhana.

Diantara eks pemain sepak bola Timnas Indonesia, Anang Ma’ruf adalah salah satu pemain yang bisa disebut sebagai legenda. Pemain ini mendapatkan kemasyuran saat masih aktif bermain sepak bola.

Selain menjadi langganan Timnas Indonesia, Anang Ma’ruf pernah membela klub-klub besar di Indonesia. Sebut saja Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya, dua klub besar ini pernah dibelanya. Pada kurun waktu 1995-2000 dia adalah pilar penting Timnas Indonesia.

BACA JUGA: Kisah Warsidi Ardy, Legenda Timnas Indonesia Asal Jepara

Namun nasib kurang bagus tidak menyertainya sejak gantung sepatu pada 2013 silam. Pemain ini sempat menjadi pelatih SSB dan berinvestasi pada sebuah usaha di Bali. Sayang investasi itu berujung kegagalan, sehingga uang tabungan dari hasil bermain sepak bola yang dikumpulkannya ludes tak bersisa.

Pada tahun 2015, Anang Ma’ruf mengagetkan banyak pihak, setelah fotonya sebagai tukang ojeg online beredar di sejumlah media sosial. Profesi itu dilakukannya sambil menjadi pelatih SSB di kota asalnya.

Nasibnya kembali sedikit menjadi lebih baik, ketika Pemerintah Kota Surabaya memberikan perhatian kepada dirinya. Karena prestasi dan jasa yang pernah diberikannya untuk Surabaya, Anang Ma’ruf akhirnya dijadikan staf pegawai di bidang olahraga dan prestasi Dispora Surabaya.

Saat ini Anang Ma’ruf terlibat dalam kegiatan pengawasan, pemeliharaan dan perawatan aset olahraga Pemkot Surabaya. Dalam hal ini, termasuk Stadion Gelora 10 November yang dulu menjadikannya sebagai pesepakbola terkenal.

Berikutnya, ada nama eks pemain Timnas Indonesia, Fachri Firmansyah. Cedera membuat dirinya harus mengubur mimpi untuk menjadi pemain sepak bola profesional. Cedera ligamen menyergapnya saat bermain untuk Timnas Indonesia di Piala Cotif Spanyol pada 2014 silam.Setelah dua tahun menjalani operasi, Fachri kembali ke kampung halamannya di Surabaya. Karena sudah tidak bisa bermain sepak bola, akhirnya Fachri bekerja menjadi seorang petugas security.Sebelumnya, mantan pemain ini bahkan pernah diketahui harus menjadi kuli panggul di pasar. Nasib baik kemudian datang, saat seorang pengusaha menampungnya menjadi petugas keamanan. [caption id="attachment_284910" align="alignleft" width="880"] Wahyu Wijiastanto, saat masih mengenakan seragam Timnas Indonesia. (bolaokezone)[/caption]Selanjutnya ada Wahyu Wijiastanto, mantan pemain Timnas Indonesia yang dulu sering dikenal dengan sebutan ‘Wahyu Buto’, karena posturnya bagaikan raksasa. Eks bek Timnas Indonesia ini banting setir menjadi peternak burung dan lele di kampungnya di Karanganyar, Jawa Tengah.Sejak menyatakan pesiun pada 2015, Wahyu yang sekarang berusia 35 tahun ini, memutuskan menggeluti usaha ternak burung dan lele itu, untuk meneruskan hidupnya. Meskipun demikian, usahanya ini cukup berkembang dan mampu memberi penghidupan bagi dirinya.Wahyu Wijiastanto sendiri, saat masih aktif menjadi pemain sepak bola, banyak bermain untuk Persis Solo. Setelah itu sempat main di Persiba Bantul, dan Semen Padang. Kini, Wahyu fokus pada bisnisnya di kampung halamannya sendiri.Penulis: Budi ErjeEditor: Budi ErjeSumber: BolaOkezone

Baca Juga

Komentar

Terpopuler