Tragedi Heysel 1985, Liverpool Menyampaikan Permintaan Maaf Setelah 20 Tahun Berlalu
Murianews
Selasa, 24 Mei 2022 09:53:53
MURIANEWS, Kudus- Tragedi Heysel selalu dikenang menjelang pertandingan Final Champions. Musim 2021-2022 ini, Liverpool yang terlibat langsung dalam tragedy ini akan tampil di final melawan Real Madrid, pada Minggu (29/5/2022) dinihari WIB.
Tragedi Heysel adalah sejarah kelam bagi sepak bola Eropa khususnya Piala Champions. Pada final 1985, antara Liverpool Vs Juventus, yang berlangsung di Stadion Heysel, Belgia, pada 29 Mei 1985, sebanyak 39 orang tewas dan lebih dari 600 orang mengalami luka-luka.
Kejadian tragis yang berlangsung sekitar 1 jam sebelum pertandingan itu, tidak menghentikan laga final. Juventus akhirnya memenangkan gelar setelah menang 1-0 atas Liverpool. Bintang asal Prancis Michel Platini mencetak gol tunggal, untuk gelar termahal bagi Juventus. Sebab kemenangan itu meminta tumbal 39 orang meninggal.
Pasca kejadian itu, Pemerintah Inggris tidak tinggal diam. Melalui rekaman film berdurasi 17 menit, foto-foto yang diambil, Kepolisian Inggris melakukan penyelidikan terkait kejadian ini.
Rekaman dari TV Eye yang sempat menayangkan selama satu jam penuh perihal Tragedi Heysel, dan foto-foto yang dipublikasikan melalui media massa menjadi alat untuk mengungkap kejadian ini. Kepolisian Inggris akhirnya mengidentifikasi 27 orang yang diduga terlibat.
BACA JUGA: Laga Final Champions 2021-2022, Dekat Dengan Peringatan 37 Tahun Tragedi HeyselMereka sempat ditahan dengan tuduhan melakukan penganiayaan dan pembunuhan. Sebagian besar dari mereka diketahui berasal dari Merseyside, pendukung Liverpool. Diantara mereka uga teridentifikasi telah beberapa kali kali berurusan dengan hukum karena kerusuhan sepak bola. Selanjutnya, 14 orang pendukung Liverpool itu akhirnya dipidana atas dakwaan tersebut.
UEFA, otoritas sepak bola di Eropa juga melakukan investigasi untuk mengambil sikap berkaitan dengan ruang lingkup sepak bola. Pada tanggal 30 Mei 1985 UEFA melalui penyidik resminya, Gunter Schneider, menyatakan bahwa pihak Liverpool adalah pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
Margareth Thatcher, yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, bahkan mendesak FA untuk melarang tim-tim Inggris berlaga di kancah Eropa. Hal itu disampaikan Thatcher pada 31 Mei 1985. Selanjutnya, UEFA mengamini keinginan PM Inggris itu, dengan mengeluarkan keputusan resmi megenai hukuman bagi klub-klub Inggris.
[caption id="attachment_291481" align="alignleft" width="1297"]

Permintaan maaf fans Liverpool disampaikan melalui mozaik di tribun Stadion Anfield, untuk para pendukung Juventus. Kejadian ini terjadi di tahun 2005. (tangkapan layar)[/caption]Selama 5 tahun, klub-klub Inggris tidak diperkenankan berlaga di kompetisi Eropa. Bahkan pada tanggal 6 Juni putusan UEFA itu berubah menjadi pelarangan bertanding bagi klub-klub Inggris di seluruh dunia.Liverpool sendiri mendapatkan keputusan lebih berat, dengan tambahan 3 tahun dibandingkan klub-klub Iggris lainnya. Keputusan ini merugikan klub-klub Inggris lain seperti Manchester United, Arsenal, Everton, Nottingham Forest, Chelsea, Tottenham Hotspur, dan lain-lain saat itu sebenarnya berhak tampil di kancah Eropa.Dua puluh tahun berselang sejak kejadian itu, sebuah tugu peringatan Tragedi Heysel didirikan dengan biaya £140,000. Diresmikan tepat 20 tahun setelah kejadian tersebut, pada 29 Mei 2005. Monumen peringatan itu berbentuk jam matahari yang dihias dengan batu-batu dari Iyalia dan Belgia.Monumen peringatan ini didesain oleh seniman Prancis Patrick Remoux. Pada babak perdelapan final Liga Champions 2004-2005, Liverpool berhadapan dengan Juventus di Stadion Anfield. Pada kesempatan itu, Liverpool menampilkan sebuah koreografi mosaik bertuliskan "Amicizia" ditujukan untuk supporter Juventus yang memadati Anfield.Tulisan itu mengandung arti ‘persahabatan’, atau secara tidak langsung merupakan sebuah permohonan maaf kepada tifosi Juventus. Sebagian tifosi menyambutnya, tetapi tidak sedikit pula yang menolaknya karena rentang waktu uluran persahabatan tersebut terlalu lama, 20 tahun sejak tragedi Heysel pecah. Penulis: Budi ErjeEditor: Budi ErjeDari Berbagai Sumber
[caption id="attachment_291480" align="alignleft" width="1239"]

Situasi paska kerusuhan di Stadion Heysel pada 29 Mei 1985. (Tangkapan Layar)[/caption]
MURIANEWS, Kudus- Tragedi Heysel selalu dikenang menjelang pertandingan Final Champions. Musim 2021-2022 ini, Liverpool yang terlibat langsung dalam tragedy ini akan tampil di final melawan Real Madrid, pada Minggu (29/5/2022) dinihari WIB.
Tragedi Heysel adalah sejarah kelam bagi sepak bola Eropa khususnya Piala Champions. Pada final 1985, antara Liverpool Vs Juventus, yang berlangsung di Stadion Heysel, Belgia, pada 29 Mei 1985, sebanyak 39 orang tewas dan lebih dari 600 orang mengalami luka-luka.
Kejadian tragis yang berlangsung sekitar 1 jam sebelum pertandingan itu, tidak menghentikan laga final. Juventus akhirnya memenangkan gelar setelah menang 1-0 atas Liverpool. Bintang asal Prancis Michel Platini mencetak gol tunggal, untuk gelar termahal bagi Juventus. Sebab kemenangan itu meminta tumbal 39 orang meninggal.
Pasca kejadian itu, Pemerintah Inggris tidak tinggal diam. Melalui rekaman film berdurasi 17 menit, foto-foto yang diambil, Kepolisian Inggris melakukan penyelidikan terkait kejadian ini.
Rekaman dari TV Eye yang sempat menayangkan selama satu jam penuh perihal Tragedi Heysel, dan foto-foto yang dipublikasikan melalui media massa menjadi alat untuk mengungkap kejadian ini. Kepolisian Inggris akhirnya mengidentifikasi 27 orang yang diduga terlibat.
BACA JUGA: Laga Final Champions 2021-2022, Dekat Dengan Peringatan 37 Tahun Tragedi Heysel
Mereka sempat ditahan dengan tuduhan melakukan penganiayaan dan pembunuhan. Sebagian besar dari mereka diketahui berasal dari Merseyside, pendukung Liverpool. Diantara mereka uga teridentifikasi telah beberapa kali kali berurusan dengan hukum karena kerusuhan sepak bola. Selanjutnya, 14 orang pendukung Liverpool itu akhirnya dipidana atas dakwaan tersebut.
UEFA, otoritas sepak bola di Eropa juga melakukan investigasi untuk mengambil sikap berkaitan dengan ruang lingkup sepak bola. Pada tanggal 30 Mei 1985 UEFA melalui penyidik resminya, Gunter Schneider, menyatakan bahwa pihak Liverpool adalah pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
Margareth Thatcher, yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, bahkan mendesak FA untuk melarang tim-tim Inggris berlaga di kancah Eropa. Hal itu disampaikan Thatcher pada 31 Mei 1985. Selanjutnya, UEFA mengamini keinginan PM Inggris itu, dengan mengeluarkan keputusan resmi megenai hukuman bagi klub-klub Inggris.
[caption id="attachment_291481" align="alignleft" width="1297"]

Permintaan maaf fans Liverpool disampaikan melalui mozaik di tribun Stadion Anfield, untuk para pendukung Juventus. Kejadian ini terjadi di tahun 2005. (tangkapan layar)[/caption]
Selama 5 tahun, klub-klub Inggris tidak diperkenankan berlaga di kompetisi Eropa. Bahkan pada tanggal 6 Juni putusan UEFA itu berubah menjadi pelarangan bertanding bagi klub-klub Inggris di seluruh dunia.
Liverpool sendiri mendapatkan keputusan lebih berat, dengan tambahan 3 tahun dibandingkan klub-klub Iggris lainnya. Keputusan ini merugikan klub-klub Inggris lain seperti Manchester United, Arsenal, Everton, Nottingham Forest, Chelsea, Tottenham Hotspur, dan lain-lain saat itu sebenarnya berhak tampil di kancah Eropa.
Dua puluh tahun berselang sejak kejadian itu, sebuah tugu peringatan Tragedi Heysel didirikan dengan biaya £140,000. Diresmikan tepat 20 tahun setelah kejadian tersebut, pada 29 Mei 2005. Monumen peringatan itu berbentuk jam matahari yang dihias dengan batu-batu dari Iyalia dan Belgia.
Monumen peringatan ini didesain oleh seniman Prancis Patrick Remoux. Pada babak perdelapan final Liga Champions 2004-2005, Liverpool berhadapan dengan Juventus di Stadion Anfield. Pada kesempatan itu, Liverpool menampilkan sebuah koreografi mosaik bertuliskan "Amicizia" ditujukan untuk supporter Juventus yang memadati Anfield.
Tulisan itu mengandung arti ‘persahabatan’, atau secara tidak langsung merupakan sebuah permohonan maaf kepada tifosi Juventus. Sebagian tifosi menyambutnya, tetapi tidak sedikit pula yang menolaknya karena rentang waktu uluran persahabatan tersebut terlalu lama, 20 tahun sejak tragedi Heysel pecah.
Penulis: Budi Erje
Editor: Budi Erje
Dari Berbagai Sumber