Pendukung Saint Etienne ‘Kalap’ Usai Terdegradasi, Pemain dikejar-kejar dan Dilempar Flare
Murianews
Senin, 30 Mei 2022 11:11:34
MURIANEWS, Saint Etienne – Para pendukung klub Saint Etienne Prancis ‘kalap’ setelah klub kebangaannya terdegradasi. Mereka tumpah ruah ke lapangan stadion untuk mengejar para pemainnya, karena kecewa.
Pemain Saint Etienne harus menyelamatkan diri saat ratusan orang pendukungnya, mengejar-ngejar mereka usai dipastikan tergedradasi dari Ligue 1 Prancis. Mereka yang sudah berada di dalam ruang ganti, bahkan masih harus ‘was-was’ ketika serangan flare diarahkan pada mereka.
Saint Etienne berhadapan dengan Auxerre dalam babak play-off promosi-degradasi Ligue 1 musim ini. Mereka kalah secara agregat dan harus mendapati kenyataan pahit harus turun ke Ligue 2 Prancis musim depan.
Pada leg pertama di Auxeree, mereka sempat bermain imbang 1-1. Sedangkan di leg kedua yang dimainkan di kandang mereka, pertandingan juga berakhir 1-1, hingga harus diselesaikan dengan babak adu tendangan pinalti.
Pada babak adu tendangan penalti ini mereka akhirnya menderita kekalahan 4-5 dan memicu kekecewaan para pendukungnya. Dari berbagai penjuru tribun stadion, para pendukungnya kemudian menyerbu ke lapangan.
Insiden ini membuat para petugas keamanan harus bekerja keras untuk mengatasinya. Para pemai Saint Ettienne yang terpojok di dalam ruang ganti, bahkan harus menunggu beberapa jam sebelum bisa keluar dari ruangan itu.
Para pendukungnya yang kalap, mengarahkan flare dan kembang api ke arah ruang ganti pemain. Butuh waktu cukup lama bagi para petugas keamanan untuk bisa membubarkan kerumunan yang marah itu.
Pada pertandingan itu, tim tamu Auxerre sebelumnya mampu unggul lebih dulu melalui gol Mahdi Camara pada menit ke-51. Tuan ruma akhirnya bisa menyamakan skor melalui Hamza Sakhi pada menit ke-76. Hasil ini membawa pertandingan menuju arena adu tendangan pinalti.
Saint Etienne sebenarnya adalah salah satu klub dengan sejarah besar di Liga Prancis sampai sejauh ini. Mereka tercatat sudah mengumpulkan 10 gelar Juara Liga Prancis. Masa kejayaan mereka berlangsung dari tahun 1950-an hingga 1980-an.Mereka terahir bermain di Liga 2 Prancis pada musim 2004-2005, sebelum kemudian promosi hingga musim lalu. Namun hasil pada akhir musim ini, mengharuskan mereka kembali bermain di Liga 2 Prancis pada musim depan.Bermain di Final Piala Champions pada periode 1975-1976 adalah prestasi terbaik mereka hingga saat ini. Pada final 1976 mereka dikalahka Bayern Munchen. Penulis: Budi ErjeEditor: Budi ErjeSumber: Twitter.comGrosse colère des supporters après le coup de sifflet final. L’ASSE est en L2 #ASSE #ASSEAJA?©Evect pic.twitter.com/FmPn7fcDPR
— Envertetcontretous (@Site_Evect) May 29, 2022Baca Juga




Situasi di Stadion Saint Etienne, setelah para pendukung klub 'kalab' usai terdegradasi. (twitter.com)[/caption]
MURIANEWS, Saint Etienne – Para pendukung klub Saint Etienne Prancis ‘kalap’ setelah klub kebangaannya terdegradasi. Mereka tumpah ruah ke lapangan stadion untuk mengejar para pemainnya, karena kecewa.
Pemain Saint Etienne harus menyelamatkan diri saat ratusan orang pendukungnya, mengejar-ngejar mereka usai dipastikan tergedradasi dari Ligue 1 Prancis. Mereka yang sudah berada di dalam ruang ganti, bahkan masih harus ‘was-was’ ketika serangan flare diarahkan pada mereka.
Saint Etienne berhadapan dengan Auxerre dalam babak play-off promosi-degradasi Ligue 1 musim ini. Mereka kalah secara agregat dan harus mendapati kenyataan pahit harus turun ke Ligue 2 Prancis musim depan.
Pada leg pertama di Auxeree, mereka sempat bermain imbang 1-1. Sedangkan di leg kedua yang dimainkan di kandang mereka, pertandingan juga berakhir 1-1, hingga harus diselesaikan dengan babak adu tendangan pinalti.
Pada babak adu tendangan penalti ini mereka akhirnya menderita kekalahan 4-5 dan memicu kekecewaan para pendukungnya. Dari berbagai penjuru tribun stadion, para pendukungnya kemudian menyerbu ke lapangan.
Insiden ini membuat para petugas keamanan harus bekerja keras untuk mengatasinya. Para pemai Saint Ettienne yang terpojok di dalam ruang ganti, bahkan harus menunggu beberapa jam sebelum bisa keluar dari ruangan itu.
Para pendukungnya yang kalap, mengarahkan flare dan kembang api ke arah ruang ganti pemain. Butuh waktu cukup lama bagi para petugas keamanan untuk bisa membubarkan kerumunan yang marah itu.
Pada pertandingan itu, tim tamu Auxerre sebelumnya mampu unggul lebih dulu melalui gol Mahdi Camara pada menit ke-51. Tuan ruma akhirnya bisa menyamakan skor melalui Hamza Sakhi pada menit ke-76. Hasil ini membawa pertandingan menuju arena adu tendangan pinalti.