– Liverpool menunjukan respon marah setelah para pendukungnya terus-menerus disalahkan oleh Pemerintah Prancis. Hal ini tidak terlepas dari kericuhan yang terjadi menjelang kick off Final Liga Champions, akhir pekan lalu.
Pada saat UEFA akan melakukan penyelidikan independen terhadap insiden-insiden yang terjadi, kesabaran Liverpool tak tertahan lagi. Karena mereka mendengar Pemerintah Prancis terus-menerus menyalahkan para pendukung Liverpool.
Klub Liverpool melalui Presidennya Tom Werner telah menulis surat kepada Amelie Oudea-Castera, menteri olahraga Prancis. Liverpool menuntut permintaan maaf atas tuduhan Prancis yang menyatakan ada 30.000 hingga 40.000 orang Inggris yang datang 'tanpa tiket atau dengan tiket palsu' telah berada di Stade de France.
Sedangkan Kepala eksekutif Liverpool Billy Hogan juga bereaksi dengan keras menyusul insiden yang terjadi di Final Liga Champions antara Liverpool Vs Real Madrid. Kesempatan melihat pertandingan yang hebat itu berubah menjadi 'pengalaman terburuk dalam kehidupan banyak orang'.
'Kami juga sedang meninjau jalan hukum yang tersedia bagi kami atas nama pendukung yang terkena dampak,” teriaknya seperti di tulis di laman resmi Liverpool.
Liverpool semakin ‘marah’ setelah banya menerima informasi mengenai kejadian di Paris itu. Banyak pendukung yang terlibat dalam kejadian sudah menyampaikan banyak informasi. Mereka mengambarkan situasi yang menakutkan dan berbahaya, mereka hadapi saat datang di Stade de France.Situasi semakin ‘memanas’, ketika salah seorang politisi Prancis menuding Jurgen Klopp sebagai salah satu sumber masalah. Pelatih Liverpool itu dituduh telah mendorong para penggemar Liverpool untuk melakukan perjalanan ke Paris dengan atau tanpa tiket.Gerald Darmanin, menteri dalam negeri Prancis, telah membuat serangkaian klaim liar sejak sebelum pertandingan Final digelar. Hal itu diarahkan untuk menjebak penggemar Liverpool dicap berperilaku buruk dan bertanggung jawab penuh atas situasi yang telah menjadi insiden politik internasional ini.Melalui Juru Bicaranya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pihaknya sangay kesal dan prihatin, dengan rekaman yang menunjukan ada wanita dan anak-anak, disemprot dengan gas air mata. Boris juga disebutkan sangat kecewa tentang bagaimana mereka diperlakukan oleh polisi Prancis.Penulis: Budi ErjeEditor: Budi ErjeSumber:
[caption id="attachment_293123" align="alignleft" width="748"]

Pendukung Liverpool disemprot Merica di luar Stade de France, saat Final Liga Champions lalu. (instagram.com)[/caption]
MURIANEWS, London – Liverpool menunjukan respon marah setelah para pendukungnya terus-menerus disalahkan oleh Pemerintah Prancis. Hal ini tidak terlepas dari kericuhan yang terjadi menjelang kick off Final Liga Champions, akhir pekan lalu.
Pada saat UEFA akan melakukan penyelidikan independen terhadap insiden-insiden yang terjadi, kesabaran Liverpool tak tertahan lagi. Karena mereka mendengar Pemerintah Prancis terus-menerus menyalahkan para pendukung Liverpool.
Klub Liverpool melalui Presidennya Tom Werner telah menulis surat kepada Amelie Oudea-Castera, menteri olahraga Prancis. Liverpool menuntut permintaan maaf atas tuduhan Prancis yang menyatakan ada 30.000 hingga 40.000 orang Inggris yang datang 'tanpa tiket atau dengan tiket palsu' telah berada di Stade de France.
BACA JUGA: Meski Merebut Gelar Juara Liga Champions, Messi Sebut Madrid Bukan Tim Terbaik
Sedangkan Kepala eksekutif Liverpool Billy Hogan juga bereaksi dengan keras menyusul insiden yang terjadi di Final Liga Champions antara Liverpool Vs Real Madrid. Kesempatan melihat pertandingan yang hebat itu berubah menjadi 'pengalaman terburuk dalam kehidupan banyak orang'.
'Kami juga sedang meninjau jalan hukum yang tersedia bagi kami atas nama pendukung yang terkena dampak,” teriaknya seperti di tulis di laman resmi Liverpool.
Liverpool semakin ‘marah’ setelah banya menerima informasi mengenai kejadian di Paris itu. Banyak pendukung yang terlibat dalam kejadian sudah menyampaikan banyak informasi. Mereka mengambarkan situasi yang menakutkan dan berbahaya, mereka hadapi saat datang di Stade de France.
Situasi semakin ‘memanas’, ketika salah seorang politisi Prancis menuding Jurgen Klopp sebagai salah satu sumber masalah. Pelatih Liverpool itu dituduh telah mendorong para penggemar Liverpool untuk melakukan perjalanan ke Paris dengan atau tanpa tiket.
Gerald Darmanin, menteri dalam negeri Prancis, telah membuat serangkaian klaim liar sejak sebelum pertandingan Final digelar. Hal itu diarahkan untuk menjebak penggemar Liverpool dicap berperilaku buruk dan bertanggung jawab penuh atas situasi yang telah menjadi insiden politik internasional ini.
Melalui Juru Bicaranya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pihaknya sangay kesal dan prihatin, dengan rekaman yang menunjukan ada wanita dan anak-anak, disemprot dengan gas air mata. Boris juga disebutkan sangat kecewa tentang bagaimana mereka diperlakukan oleh polisi Prancis.
Penulis: Budi Erje
Editor: Budi Erje
Sumber:
Daily Mail