Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Malang – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dalam tragedi Kanjuruhan, mengungkapkan hasil temuan sementara. Dalam temuannya itu, TGIPF menganggap jika Stadion kanjuruhan tidak layak untuk menggelar pertandingan dengan risiko tinggi.

Pertandingan risiko tinggi itu seperti pertandingan antara Arema Malang melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) lalu. Sebab, dua klub tersebut mempunyai suporter yang sangat banyak.

Anggota TGIPF Nugroho Setiawan yang merupakan ahli keamanan pertandingan (security officer) sepakbola berlisensi Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (FIFA) mengatakan, kesimpulan sementara bahwa stadion kanjuruhan tidak layak untuk pertandingan berisiko tinggi.

Baca: Investigasi TGIPF Targetkan Rampung Pekan Depan

”Kesimpulannya sementara bahwa stadion ini tidak layak untuk menggelar pertandingan high risk match. Mungkin kalau itu medium atau low risk masih bisa,” katanya, dikutip dari Kompas.com, Minggu (9/10/2022).

Nugroho mengatakan, untuk pertandingan yang diperkirakan berisiko tinggi pelaksana harus membuat perhitungan secara rinci dan mempertimbangkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.

”Kita harus membuat kalkulasi yang sangat konkret misalnya adalah bagaimana cara mengeluarkan penonton pada saat keadaan darurat,” ujar Nugroho.

Dia juga mengatakan jika peristiwa yang merenggut nyawa 131 orang itu telah terrekam secara jelas dari CCTV yang terpasang di stadion kanjuruhan. Menurutnya, pada saat polisi menembakkan gas air mata, para penonton panik lalu berhamburan turun ke tribun untuk mencari pintu tribun.Baca: TGIPF Rekomendasikan Semua Liga PSSI DihentikanPara penonton, lanjut Nugroho, berebut untuk bisa kelar dari stadion tersebut lantaran tidak tahan dengan gas air mata yang ditembakkan oleh polisi. Ssaat massa penonton berebut menyelamatkan diri mereka berupaya keluar dari pintu 13 di stadion.Akan tetapi, karena pintu itu sebenarnya untuk penonton masuk maka terjadi desak-desakan yang membuat sejumlah penonton terhimpit dan terinjak-injak hingga kehabisan napas.”Jadi sementara yang saya lihat adalah pintu masuk berfungsi sebagai pintu keluar, tapi itu tidak memadai. Kemudian tidak ada pintu darurat. Jadi mungkin ke depan perbaikannya adalah mengubah struktur pintu itu, kemudian juga mempertimbangkan aspek akses seperti anak tangga," lanjut Nugroho. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Kompas.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler