Berlaga Tanpa Hijab, Pemanjat Tebing Iran Tiba di Taheran
Murianews
Jumat, 21 Oktober 2022 14:18:32
MURIANEWS, Taheran – Setelah berlaga tanpa hijab, pemanjat tebing Iran tiba di Taheran. Pada Kejuaraan Panjat Tebing internasional yang berlangsung di Korea Selatan, seorang pemanjat wanita asal Iran berlomba tanpa hijab.
Elnaz Rekabi, 33 tahun, demikian identitas wanita atlet panjat tebing asal Iran, diketahui ‘nekad’ mengabaikan aturan wajib mengenakan jilbab bagi wanita Iran. Saat bertanding di Korsel, dirinya tidak mengenakan hijab.
Apa yang dilakukannya menimbulkan ‘kegemparan’ di Iran, karena pemerintah negara itu mewajibkan setiap wanita harus mengenakan jilbab. Sementara gelombang penolakan atas aturan ini juga tengah berkecamuk, dengan beberapa alasan.
Belakangan, Rekabi sempat menyatakan, jilbabnya terlepas ‘secara tak sengaja’ pada pertandingan panjat tebing di Korsel itu. Pernyataan itu disampaikan melalui Instagram dan saat diwawancarai TV pemerintah di Bandara.
Pernyataan itu diyakini banyak pihak dilakukan Rekabi karena adanya tekanan dari pihak lain. Namun saat Rekabi tiba di Taheran, Rabu (19/10/2022) sore, sambutan meriah diberikan kepada sang atlet.
Rekabi yang mengenakan topi bisbol dan baju hoodie disambut keluargannya dengan pelukan dan bucket bunga. Sementara sejumlah orang mengelu-elukannya atas apa yang dilakukannya di Korsel.
Mereka bersimpati karena Rekabi telah melakukan ‘protes’ kepada pemerintah Iran atas kebijakan mengenai pemakaian hijab ini. Aksinya dianggap sebagai salah satu bentuk protes atas kebijakan itu.
Rekabi sendiri menyatakan bersyukur akhirnya bisa kembali ke Iran. Kepulangannya juga disebutnya sesuai rencana, untuk menepis adanya informasi bahwa dirinya dipanggil pulang lebih cepat.
Kepada TV Pemerintah, Rekabi kembali menyebut bahwa dirinya ‘tidak sengaja’ saat tak mengenakan hijab. Sehingga dengan rambut terbuka dan terkuncir, dirinya disorot kamera di pertandingan panjat tebing itu.
BACA JUGA: Pemanjat Putri Indonesia Dominasi Panjat Tebing Asia 2022"Secara tiba-tiba dan tak terduga, saya dipanggil untuk bertanding saat saya berada di ruang ganti perempuan. Saya sibuk mengenakan sepatu dan mempersiapkan peralatan, sampai lupa memakai jilbab, yang semestinya saya pakai," begitu penjelasannya.Rekabi mengatakan dirinya akhirnya mengetahui ada ‘respon ekstrim’ jauh dari perkiraannya setelah kejadian itu. Dirinya juga mengaku merasa stress dan tegang, karena hal itu."Syukurlah, saya kembali ke Iran dengan keadaan sehat dan aman. Dan, saya meminta maaf kepada publik Iran atas kebimbangan dan kekhawatirannya. Kami kembali ke Iran tepat seperti yang direncanakan," katanya menambahkan.Aksi menentang kewajiban mengenakan hijab meluas di Iran setelah kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda saat berada di tahanan polisi. Perempuan 22 tahun ini ditangkap oleh polisi moral di Teheran pada 13 September atas tuduhan menggunakan jilbab terlalu longgar.Penulis: Budi ErjeEditor: Budi ErjeSumber: BBC News Indonesia
[caption id="attachment_326403" align="alignleft" width="1384"]

Setelah berlaga tanpa hijab, pemanjat tebing Iran disambut meriah setibanya di Taheran. (internet)[/caption]
MURIANEWS, Taheran – Setelah berlaga tanpa hijab, pemanjat tebing Iran tiba di Taheran. Pada Kejuaraan Panjat Tebing internasional yang berlangsung di Korea Selatan, seorang pemanjat wanita asal Iran berlomba tanpa hijab.
Elnaz Rekabi, 33 tahun, demikian identitas wanita atlet panjat tebing asal Iran, diketahui ‘nekad’ mengabaikan aturan wajib mengenakan jilbab bagi wanita Iran. Saat bertanding di Korsel, dirinya tidak mengenakan hijab.
Apa yang dilakukannya menimbulkan ‘kegemparan’ di Iran, karena pemerintah negara itu mewajibkan setiap wanita harus mengenakan jilbab. Sementara gelombang penolakan atas aturan ini juga tengah berkecamuk, dengan beberapa alasan.
Belakangan, Rekabi sempat menyatakan, jilbabnya terlepas ‘secara tak sengaja’ pada pertandingan panjat tebing di Korsel itu. Pernyataan itu disampaikan melalui Instagram dan saat diwawancarai TV pemerintah di Bandara.
Pernyataan itu diyakini banyak pihak dilakukan Rekabi karena adanya tekanan dari pihak lain. Namun saat Rekabi tiba di Taheran, Rabu (19/10/2022) sore, sambutan meriah diberikan kepada sang atlet.
Rekabi yang mengenakan topi bisbol dan baju hoodie disambut keluargannya dengan pelukan dan bucket bunga. Sementara sejumlah orang mengelu-elukannya atas apa yang dilakukannya di Korsel.
Mereka bersimpati karena Rekabi telah melakukan ‘protes’ kepada pemerintah Iran atas kebijakan mengenai pemakaian hijab ini. Aksinya dianggap sebagai salah satu bentuk protes atas kebijakan itu.
Rekabi sendiri menyatakan bersyukur akhirnya bisa kembali ke Iran. Kepulangannya juga disebutnya sesuai rencana, untuk menepis adanya informasi bahwa dirinya dipanggil pulang lebih cepat.
Kepada TV Pemerintah, Rekabi kembali menyebut bahwa dirinya ‘tidak sengaja’ saat tak mengenakan hijab. Sehingga dengan rambut terbuka dan terkuncir, dirinya disorot kamera di pertandingan panjat tebing itu.
BACA JUGA: Pemanjat Putri Indonesia Dominasi Panjat Tebing Asia 2022
"Secara tiba-tiba dan tak terduga, saya dipanggil untuk bertanding saat saya berada di ruang ganti perempuan. Saya sibuk mengenakan sepatu dan mempersiapkan peralatan, sampai lupa memakai jilbab, yang semestinya saya pakai," begitu penjelasannya.
Rekabi mengatakan dirinya akhirnya mengetahui ada ‘respon ekstrim’ jauh dari perkiraannya setelah kejadian itu. Dirinya juga mengaku merasa stress dan tegang, karena hal itu.
"Syukurlah, saya kembali ke Iran dengan keadaan sehat dan aman. Dan, saya meminta maaf kepada publik Iran atas kebimbangan dan kekhawatirannya. Kami kembali ke Iran tepat seperti yang direncanakan," katanya menambahkan.
Aksi menentang kewajiban mengenakan hijab meluas di Iran setelah kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda saat berada di tahanan polisi. Perempuan 22 tahun ini ditangkap oleh polisi moral di Teheran pada 13 September atas tuduhan menggunakan jilbab terlalu longgar.
Penulis: Budi Erje
Editor: Budi Erje
Sumber: BBC News Indonesia