Jumat, 21 November 2025


Saat Piala Dunia 2022 menyita semua perhatian, Liga Serie A dibuat terkejut dengan mundurnya 10 anggota Dewan Direksi Juventus pada 28 November 2022. Presiden Agnelli dan Wakil Presiden, Pavel Nedved termasuk diantaranya yang mundur.

Sejak dua tahun lalu, COVISOC, sebuah badan pengawas Serie A, menaruh kecurigaan pada Juventus. Mereka kemudian membuka sebuah investigasi, yang akhirnya menemukan banyak dokumen kesepakatan yang bermasalah.

Investigasi pertama dilakukan terkait keuntungan modal atau plusvalenza artifisial. Dalam sepakbola, ini adalah keuntungan yang diperoleh dari penjualan asset termasuk penjualan pemain.

Selanjutnya, investigasi yang dilakukan adalah terkait penghematan fiktif dari pemotongan gaji pemain. Dalam kasus Juventus, ternyata hal ini tidak dilakukan secara nyata, alias fiktif.

Untuk kasus ini, Juventus melakukannya dalam dua kesempatan, yakni pada musim 2019-2020 dan 2020-2021. Pada tindakan yang kedua, Juventus bahkan melibatkan 17 pemain.

Karena krisis pandemic, saat itu Juventus meminta para pemainnya setuju untuk tidak digaji selama 4 bulan. Dengan cara ini mereka kemudian melaporkan berhasil melakukan penghematan sampai €90 juta.

Prakteknya mereka hanya tidak menggaji pemain selama 1 bulan saja. Sementara 3 bulan lainnya akan dibayarkan pada kesempatan berikutnya dalam bentuk bonus, isentif dll. Dengan pemain mereka membuat kesepakatan pribadi, dan tidak dilaporkan.
BACA JUGA: Juventus Kembali Dalam KemelutPada Agustus 2022, Juventus meneken kesepakatan 'penyelesaian' dengan UEFA setelah tak bisa memenuhi persyaratan keseimbangan neraca. Ini terjadi saat mereka bersiap akan turun di Liga Champions dan Serie A.Dalam kesepakatan tersebut, Juventus diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah keuangannya sampai 2025. Namun melihat adanya dugaan pemalsuan laporan keuangan, kesepakatan ‘penyelesaian’ itu bisa dicabut oleh UEFA.Situasi inilah yang saat ini ‘mengancam’ Juventus dalam kiprahnya di Serie A dan Eropa. Jika terbukti, mereka bisa mendapatkan berbagai ancaman hukuman. Mulai dari pidana, dan juga pengurangan poin di kompetisi atau bahkan degradasi. Penulis: Budi SantosoEditor: Budi SantosoSumber: Goal

Baca Juga

Komentar

Terpopuler