Tumbang Semua, Ganda Campuran Junior Indonesia Gagal Sumbang Medali
Supriyadi
Jumat, 6 Juli 2018 18:35:24
Kepastian ini menyusul hasil buruk yang diderita tim tersebut atas lawan-lawannya. Padahal, di ganda campuran ada Siti Aminah yang diduetkan dengan Irvan Sumarta untuk mendapat kemenangan. Namun, hal itu percuma. Aminah/Irvan justru dibantai pasangan Singapura Koh Dominic Song Jun/Wong Xin Ru dengan skor telak 0-3.
Hal serupa juga terjadi terhadap pasangan Rizky Cahaya/Neni Virginia. Pasangan yang baru berduet usai seleksi nasional (Seleknas) ini, juga kalah 0-3 dari wakil Malaysia Wong Qi Shen/Kuan E Xian.
Begitu juga dengan Faisal Rendi/Zidna Kautsar. Kedua penggawa ini juga dibantai habis oleh lawan dari Malaysia. Tim Harimau Malaya yang diperkuat Low Kar Xi/Alice Cang Li San tampil gemilang sejak set pertama.
Sementara I Made Galung/Astrid yang berhadapan dengan pasangan Vietnam, Nguyen Dang Hiep/Nguyen Le Bao Tran sempat memberi perlawanan sengit. Mereka berhasil membuat laga makin panas dan menguras keringat dengan lima set. Kendati demikian, Galung/Astrid harus menerima kenyataan dan tersingkir dari lapangan.
[caption id="attachment_144968" align="aligncenter" width="650"]

Pasangan ganda campuran I Made Galung/Astrid meluapkan emosinya saat dipaksa bermain dengan reli panjang saat melawan Filipina. (MuriaNewsCom/Supriyadi)[/caption]
Pelatih putri Indonesia Heni Sandra Nurwati mengatakan, kekalahan ini memang membuat peluang menambah medali berkurang. Meski begitu, ia tak ingin para atletnya terpuruk karena kekalahan."Semua ada hikmahnya. Atlet juga bisa menyadari di mana kelemahan dan kelebihannya. Saat ini kelemahan paling mendasar adalah di kecepatan," katanya.Selain itu, kekompakan tim juga masih kurang. Selain waktu yang mepet, beberapa atlet juga belum pernah disandingkan sebelumnya."Hampir semua pasangan ganda itu dipilih dengan waktu yang singkat. Kita seleknas saja baru akhir Juni. Tapi saya tetap bangga. Karena dari waktu ke waktu kemampuan atlet terus berkembang," tandasnya.
Editor : Deka Hendratmanto
Murianews, Naga City – Indonesia dipastikan gagal menambah medali di kejuaraan ASEAN ”24th Southeast Asian Junior and Cadet Table Tennis Championships” di Robinsons Place Naga, Naga City, Filipina, khususnya dari kelas gganda campuran.
Kepastian ini menyusul hasil buruk yang diderita tim tersebut atas lawan-lawannya. Padahal, di ganda campuran ada Siti Aminah yang diduetkan dengan Irvan Sumarta untuk mendapat kemenangan. Namun, hal itu percuma. Aminah/Irvan justru dibantai pasangan Singapura Koh Dominic Song Jun/Wong Xin Ru dengan skor telak 0-3.
Hal serupa juga terjadi terhadap pasangan Rizky Cahaya/Neni Virginia. Pasangan yang baru berduet usai seleksi nasional (Seleknas) ini, juga kalah 0-3 dari wakil Malaysia Wong Qi Shen/Kuan E Xian.
Begitu juga dengan Faisal Rendi/Zidna Kautsar. Kedua penggawa ini juga dibantai habis oleh lawan dari Malaysia. Tim Harimau Malaya yang diperkuat Low Kar Xi/Alice Cang Li San tampil gemilang sejak set pertama.
Sementara I Made Galung/Astrid yang berhadapan dengan pasangan Vietnam, Nguyen Dang Hiep/Nguyen Le Bao Tran sempat memberi perlawanan sengit. Mereka berhasil membuat laga makin panas dan menguras keringat dengan lima set. Kendati demikian, Galung/Astrid harus menerima kenyataan dan tersingkir dari lapangan.
[caption id="attachment_144968" align="aligncenter" width="650"]

Pasangan ganda campuran I Made Galung/Astrid meluapkan emosinya saat dipaksa bermain dengan reli panjang saat melawan Filipina. (MuriaNewsCom/Supriyadi)[/caption]
Pelatih putri Indonesia Heni Sandra Nurwati mengatakan, kekalahan ini memang membuat peluang menambah medali berkurang. Meski begitu, ia tak ingin para atletnya terpuruk karena kekalahan.
"Semua ada hikmahnya. Atlet juga bisa menyadari di mana kelemahan dan kelebihannya. Saat ini kelemahan paling mendasar adalah di kecepatan," katanya.
Selain itu, kekompakan tim juga masih kurang. Selain waktu yang mepet, beberapa atlet juga belum pernah disandingkan sebelumnya.
"Hampir semua pasangan ganda itu dipilih dengan waktu yang singkat. Kita seleknas saja baru akhir Juni. Tapi saya tetap bangga. Karena dari waktu ke waktu kemampuan atlet terus berkembang," tandasnya.
Editor : Deka Hendratmanto