Kamis, 20 November 2025


Sejumlah nama pemain dari Galatama, pada era 80-an mendominasi Timnas Indonesia. Pelatih Timnas Indonesia, baik dari dalam maupun luar negeri lebih banyak memilih pemain yang berasal dari klub Galatama.

Meski demikian, bukan berarti tidak ada pemain-pemain dari klub perserikatan yang dipanggil masuk ke Timnas Indonesia. Pada era 80-an ada sejumlah nama beken di Timnas Indonesia.

Bambang Nurdiansyah disebut sebagai salah satu pemain yang menjulang tinggi. Bahkan pada saat itu Bambang Nurdiansyah diakui sebagai salah satu striker terbaik di Asia. Bambang Nurdiansyah pada awal karirnya merupakan pemain Mercu Buana, Jakarta.

Bambang Nurdiansyah tercatat tiga kali berturut-turut menjadi pencetak gol terbanyak di Galatama. Gelar ini diraihnya pada musim 1983-1984 bersama Mercu Buana, kemudian 1984-1985 bersama Yanita Utama. Lalu terakhir musim 1985-1986 saat bermain untuk Krama Yudha Tiga Berlian.



Sebelum era Bambang Nurdiansyah, Galatama juga menelurkan pemain hebat pada diri Hadi Ismanto (1979-1980) yang bermain untuk Indonesia Muda. Kemudian juga Dede Sulaeman yang juga bermain untuk Indonesia Muda setelahnya.

Generasi berikutnya setelah nama-nama itu, muncul Ricky Yacobi dan Nasrul Kotto yang sama-sama bermain untuk Arseto Solo. Ricky Yacobi bahkan menjadi pemain pertama Indonesia yang bermain di luar negeri. Saat itu Ricky dikontrak klub asal Jepang dalam beberapa musim.

Nama lain yang tidak kalah cemerlang adalah Ansyari Lubis, yang bermain untuk Pelita Jaya Jakarta. Pemain asal Sumatera ini menjadi pemain utama di Timnas Indonesia dalam beberapa tahun.

Sampai tahun 1990-an, Ansyari Lubis adalah pemain andalan Timnas Indonesia. Sebagai gelandang, Ansyari juga pernah menjadi top skor di Galatama, sebelum Galatama dilebur jadi satu dengan perserikatan menjadi Liga Indonesia, pada musim kompetisi 1994-1995.

Ansyari Lubis, yang akrab disapa dengan sebutan ’’Uwak’’, adalah mantan pemain sepak bola nasional senior Indonesia. Setelah pensiun sebagai pemain, Ansyari mengikuti kursus kepelatihan dan kini berlisensi A dari AFC.

Selanjutnya sederet generasi pemain lainnya juga muncul pasca-Ansyari Lubis. Mereka merupakan pemain-pemain asal eks klub Galatama. Widodo C Putro yang bermain untuk klub Petro Kimia Putra menjadi salah satunya.

Kemudian Rochy Putiray yang sebelumnya bermain untuk Arseto Solo, juga menjadi pemain penting di Timnas Indonesia. Rochy Putiray juga sempat bermain di Liga Hongkong, yang juga merupakan kompetisi profesional awal di Asia.

Bersama Instant Dict Hongkong, Rochy Putiray masih menunjukan bakat luar biasa. Pemain ini bahkan sempat malang melintang ke Eropa, meski tidak terlalu sukses. Saat membela Kiche Hongkong, sebuah momen besar diciptakan oleh Rochy Putiray.Pada 2004, dalam sebuah pertandingan uji coba antara Kiche Hongkong vs AC Milan, Rochy sukses mencetak dua gol dan membawa timnya menang 2-1. Saat itu AC Milan dilatih Carlo Ancelotti yang saat ini melatih raksasa Spanyol, Real Madrid. Gol AC Milan saat itu dilesakkan oleh Andriy Shevchenko.Rochy Putiray selain membela Arseto Solo juga pernah bermain untuk Persija Jakarta. Pemain ini juga pernah berpetualang ke Liga Cina saat memperkuat klub Havey Valley.Momen paling diingat ketika Rochy membela Kitchee adalah saat striker veteran itu mencetak gol ke gawang AC Milan dalam sebuah laga persahabatan pada Mei 2004. Pada laga itu Milan dibuat menyerah 2-1 oleh Kitchee lewat dua gol yang dicetak sang striker andalan, Rochy Putiray.Di luar nama-nama dari Galatama, Timnas Indonesia juga memiliki sejumlah pemain berbakat dari kancah perserikatan. Marzuki Nyak Mad, Roby Darwis, Budi Wahyono, Ribut Waidi, dan Adolf Kabo, juga menjadi warna bagi Timnas Indonesia di masa itu.Sementara dari Kudus, juga muncul nama Sutamto, yang pada awalnya memperkuat tim Gajah Mungkur Muriatama. Pemain ini sempat masuk Timnas Indonesia Junior di beberapa even.Karirnya di Liga Indonesia juga cukup luar biasa. Setelah bermain untuk Gajah Mungkur Muriatama, Sutamto berpetualang di sejumlah klub Indonesia. Asyabab Salim Grup, Petro Kimia Putra, Persema Malang, Persijap Jepara, dan Persiku Kudus, adalah tim-tim yang pernah dibela Sutamto.Sebelumnya: Mengenal Kembali Sejarah Galatama (1/3)Mengenal Kembali Sejarah Galatama (2/3) Tim Liputan KhususDiolah dari berbagai sumber

Baca Juga

Komentar

Terpopuler