Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Klub sepak bola Gajah Mungkur Muriatama bertahan sekitar dua musim di kompetisi Galatama, yakni tahun 1990 hingga 1992. Setelah itu, mereka bubar karena sejumlah aspek. Dua di antaranya adalah karena adanya penggabungan kompetisi dan manajemen yang kurang harmonis.

Mantan pemain Gajah Mungkur Muriatama yang berposisi sebagai bek kanan, Hasbullah mengatakan, tahun 1992 menjadi tahun yang pahit bagi sejumlah pemain Gajah Mungkur Muriatama.

Ia masih ingat betul, setelah kompetisi berakhir, para pemain sempat dikumpulkan. Dari situ pihak manajemen Gajah Mungkur Muriatama menjelaskan adanya regulasi dan perubahan sistem penyatuan Galatama dan Perserikatan menjadi Liga Indonesia.

’’Dalam penjelasannya manajemen menyebut kalau kompetisi antara Galatama dan Perserikatan dilebur jadi satu menjadi Liga Indonesia. Saat itu, kebetulan sponsornya Dunhill yang juga produk rokok dan nama liganya menjadi Liga Dunhill,’’ terangnya.

Ia menjelaskan, setelah resmi disandang sebagai nama liga, Dunhill yang menjadi sponsor utama mengharuskan tiap klub untuk menyertakan logo Dunhill di jersey pemain. Hal itulah yang ditengarai membuat pihak Sukun saat itu enggan melakukannya.



Sepengetahuannya, Sukun yang selama kompetisi Galatama menjadi sponsor tunggal Gajah Mungkur Muriatama tetap ingin logo Sukun menempel di jersey pemain. Tetapi pihak operator liga tidak memperbolehkan.

’’Akhirnya Sukun mundur dan Gajah Mungkur Muriatama tidak bermain di liga,’’ sambungnya.

Setelah Sukun tidak lagi menjadi sponsor, Gajah Mungkur Muriatama kesulitan mendapatkan sponsor baru. Alhasil, di tahun 1992 itulah Gajah Mungkur Muriatama tak lagi meramaikan jagat sepak bola tanah air.
Setelah Sukun tidak lagi menjadi sponsor, Gajah Mungkur Muriatama kesulitan mendapatkan sponsor baru. Alhasil, di tahun 1992 itulah Gajah Mungkur Muriatama tak lagi meramaikan jagat sepak bola tanah air.’’Akhirnya Gajah Mungkur Muriatama tidak ada yang mendanai lagi dan akhirnya berhenti,’’ imbuhnya.Hal senada diungkapkan Sutamto yang dipanggil tim nasional era 1994. Ia pun menceritakan, saat Gajah Mungkur Muriatama tidak lagi ikut kompetisi muncul rumor terkait persoalan finansial.Meski begitu, Sutamto yakin betul bubarnya Gajah Mungkur Muriatama bukanlah karena masalah finansial. Itu karena selama menjadi pemain, tidak ada satupun kebutuhan pemain yang tidak dicukupi Sukun.’’Kalau masalah keuangan, saya yakin tidak. Saya tahu kalau Sukun sudah keluar banyak, apalagi untuk laga-laga away yang dilakoni Gajah Mungkur tak hanya di Jawa saja, tapi di luar Jawa juga. Saya yakin masalahnya bukan finansial,’’ ungkapnya.Meski demikian, kiprah Gajah Mungkur Muriatama tetaplah perlu dikenang. Klub ini setidaknya pernah menjadi bagian dari sejarah sepak bola Kudus, Jawa Tengah dan bahkan nasional. Selain itu, dari klub ini sejumlah pemain berhasil menjadi pemain hebat di sepak bola nasional. (Bersambung)Sebelumnya: Gajah Mungkur Muriatama dan Kiprahnya di Galatama (2/4) Tim Liputan Khusus

Baca Juga

Komentar

Terpopuler