Setelah Gajah Mungkur Muriatama Bubar, Sutamto sempat bermain untuk Asyabaab Salim Grup Surabaya, dan sejumlah klub di Indonesia. (Murianews/Anggara Jiwandhana)
Setelah bubar, eks pemain Gajah Mungkur Muriatama terpencar ke mana-mana. Klub PSIR Rembang, Jawa Tengah, menjadi satu dari sejumlah klub favorit yang dipilih para pemain PS Gajah Mungkur Muriatama setelah klub tersebut bubar. Iming-iming bisa menjadi pegawai negeri sipil (PNS) menjadi penyebab utamanya.
Walau begitu, tidak sedikit pula pemain yang tetap meneruskan karirnya. Salah satu di antaranya adalah Sutamto. Pria kelahiran Wonogiri itu lebih memilih melanjutkan karirnya di dunia sepak bola.
”Kebanyakan memang ke Rembang waktu itu, namun ada juga yang di klub lainnya, saya waktu itu langsung pindah ke Assyabaab Salim Group,” kata Sutamto.
Di Assyabaab Salim Group, Surabaya, Sutamto bermain dari 1992-1996, sebelum kemudian berlabuh di klub Petro Kimia Putra, Gresik. Di ini Sutamto bermain hingga 1999. Selanjutnya bermain untuk Persema Malang selama semusim hingga 2000.
Di penghujung karirnya, pada 2001 Sutamton bergabung dengan Persijap Jepara yang bermain di Divisi Utama. Semusim kemudian kembali ke Persema Malang. Setelah itu Sutamto juga pernah memperkuat Persiku Kudus yang berjuang di Divisi I.
Pemain Gajah Mungkur Muriatama lainnya yang moncer di persepak bolaan nasional adalah Ali Sunan. Pemain asal Lamongan ini namanya melambung setelah berhasil membawa PSIS Semarang menjadi Juara Liga Indonesia 1999.
Setelah Gajah Mungkur Muriatama bubar, Ali Sunan bergabung dengan Pupuk Kaltim, Bontang. Kemudian pindah lagi ke Asyabaab Salim Grup (1994-1995), lalu ke Arseto Solo (1995-1998).
Berikutnya Ali Sunan bergabung dengan PSIS Semarang dan berhasil menjadi Juara Liga Indonesia 1999. Sejak itu Ali Sunan berhasil menembus Timnas Indonesia senior. Namun, hanya semusim bersama PSIS, Ali Sunan kemudian bergabung dengan Persija Jakarta.
Pada tahapan selanjutnya, Ali Sunan hanya bertahan semusim di Persija Jakarta, sebelum pulang ke Lamongan membela Tim Persela Lamongan. Semusim bersama klub kota kelahirannya, Ali Sunan kemudian mengakhiri karirnya di PSJS Jakarta Selatan, hingga 2005.Berikutnya, ada nama Ratmoko kiper Gajah Mungkur Muriatama. Setelah klubnya bubar, Ratmoko pindah ke Persis Solo. Di Solo inilah dia menghabiskan karir sepak bolanya sebagai penjaga gawang Persis Solo hingga 2022. Di Solo, Ratmoko akhirnya diangkat menjadi pegawai PDAM Solo hingga saat ini.”Setelah bubar, banyak pemain yang pindah ke Rembang, Persis Solo dan tim-tim besar di Galatama. Saya tidak ingat persis satu persatu. Sutamto ke Asyabaab, sedangkan Ali Sunan ke PKT kalau nggak salah,” ujar Ratmoko, memberikan informasi.Sedangkan Pelatih Gajah Mungkur Muriatama, Daniel Roekito sejak itu pindah ke Barito Putra (1994-1996). Berikutnya Daniel berpetualang ke banyak klub sepak bola nasional di sepanjang karirnya.Pelatih asal Rembang ini pernah juga menjadi pelatih Klub PKT Bontang (1996-1997), Arema Indonesia, PSIS Semarang, PSS Sleman, Persik Kediri, Persiba Balikpapan, Persib Bandung, Putra Samarinda, Persepam Pamekasan dan Persik Kendal.Sebelumnya: Gajah Mungkur Muriatama dan Kiprahnya di Galatama (3/4)Tim Liputan Khusus
Murianews, Kudus – Klub sepak bola Gajah Mungkur Muriatama bertahan sekitar dua musim di kompetisi Galatama, yakni tahun 1989 hingga 1992. Meski demikian, kiprah singkatnya ini banyak jadi bahan pembicaraan pecinta bola di tanah air.
Setelah bubar, eks pemain Gajah Mungkur Muriatama terpencar ke mana-mana. Klub PSIR Rembang, Jawa Tengah, menjadi satu dari sejumlah klub favorit yang dipilih para pemain PS Gajah Mungkur Muriatama setelah klub tersebut bubar. Iming-iming bisa menjadi pegawai negeri sipil (PNS) menjadi penyebab utamanya.
Walau begitu, tidak sedikit pula pemain yang tetap meneruskan karirnya. Salah satu di antaranya adalah Sutamto. Pria kelahiran Wonogiri itu lebih memilih melanjutkan karirnya di dunia sepak bola.
”Kebanyakan memang ke Rembang waktu itu, namun ada juga yang di klub lainnya, saya waktu itu langsung pindah ke Assyabaab Salim Group,” kata Sutamto.
Di Assyabaab Salim Group, Surabaya, Sutamto bermain dari 1992-1996, sebelum kemudian berlabuh di klub Petro Kimia Putra, Gresik. Di ini Sutamto bermain hingga 1999. Selanjutnya bermain untuk Persema Malang selama semusim hingga 2000.
Di penghujung karirnya, pada 2001 Sutamton bergabung dengan Persijap Jepara yang bermain di Divisi Utama. Semusim kemudian kembali ke Persema Malang. Setelah itu Sutamto juga pernah memperkuat Persiku Kudus yang berjuang di Divisi I.
Pemain Gajah Mungkur Muriatama lainnya yang moncer di persepak bolaan nasional adalah Ali Sunan. Pemain asal Lamongan ini namanya melambung setelah berhasil membawa PSIS Semarang menjadi Juara Liga Indonesia 1999.
Setelah Gajah Mungkur Muriatama bubar, Ali Sunan bergabung dengan Pupuk Kaltim, Bontang. Kemudian pindah lagi ke Asyabaab Salim Grup (1994-1995), lalu ke Arseto Solo (1995-1998).
Berikutnya Ali Sunan bergabung dengan PSIS Semarang dan berhasil menjadi Juara Liga Indonesia 1999. Sejak itu Ali Sunan berhasil menembus Timnas Indonesia senior. Namun, hanya semusim bersama PSIS, Ali Sunan kemudian bergabung dengan Persija Jakarta.
Pada tahapan selanjutnya, Ali Sunan hanya bertahan semusim di Persija Jakarta, sebelum pulang ke Lamongan membela Tim Persela Lamongan. Semusim bersama klub kota kelahirannya, Ali Sunan kemudian mengakhiri karirnya di PSJS Jakarta Selatan, hingga 2005.
Berikutnya, ada nama Ratmoko kiper Gajah Mungkur Muriatama. Setelah klubnya bubar, Ratmoko pindah ke Persis Solo. Di Solo inilah dia menghabiskan karir sepak bolanya sebagai penjaga gawang Persis Solo hingga 2022. Di Solo, Ratmoko akhirnya diangkat menjadi pegawai PDAM Solo hingga saat ini.
”Setelah bubar, banyak pemain yang pindah ke Rembang, Persis Solo dan tim-tim besar di Galatama. Saya tidak ingat persis satu persatu. Sutamto ke Asyabaab, sedangkan Ali Sunan ke PKT kalau nggak salah,” ujar Ratmoko, memberikan informasi.
Sedangkan Pelatih Gajah Mungkur Muriatama, Daniel Roekito sejak itu pindah ke Barito Putra (1994-1996). Berikutnya Daniel berpetualang ke banyak klub sepak bola nasional di sepanjang karirnya.
Pelatih asal Rembang ini pernah juga menjadi pelatih Klub PKT Bontang (1996-1997), Arema Indonesia, PSIS Semarang, PSS Sleman, Persik Kediri, Persiba Balikpapan, Persib Bandung, Putra Samarinda, Persepam Pamekasan dan Persik Kendal.
Sebelumnya: Gajah Mungkur Muriatama dan Kiprahnya di Galatama (3/4)Tim Liputan Khusus