– Liga 2 tak kunjung bergulir, finansial Persipa terancam. Sebab dengan ketidakpastian yang terjadi, membuat biaya operasional tim Persipa semakin membesar.
Manajemen Persipa Pati, tetap mambayar gaji pemain dan mengeluarkan dana untuk oprasional lainnya meskipun kompetisi tidak berjalan. Setidaknya klub berjuluk Laskar Saridin itu harus mengeluarkan dana hingga Rp600 jutaan setiap bulannya.
Dana itu dinilai sangat besar, karena Persipa Pati saat ini bisa dikatakan tanpa pemasukan. Manajemen Persipa meyakini dalam waktu dua bulan, jika tidak ada kepastian kelanjutan kompetisi, tim-tim kecil seperti Persipa Pati bisa ‘mengibarkan bendera putih’. Karena tidak kuat lagi menanggung biaya operasional tim.
”Pengeluaran gaji dan operasional tim mencapai Rp600 jutaan perbulan, tapi dalam kondisi kompetisi dihentikan seperti ini kami tidak ada pemasukan,” ujar General Manager Persipa Pati Dian Dwi Budianto, Rabu (26/10/2022).
Meskipun demikian, Persipa Pati yakin kondisi sulit ini bisa dilalui. Dian Dwi Budianto yakin kompetisi segera berjalan. Sehingga ada pemasukan dari penjualan tiket serta marchandise.
”Kondisi ini sulit, tapi kami masih berusaha berjuang. Kami meyakini kompetisi akan segera dilanjutkan kembali. Saat ini tim masih latihan seperti biasa, gaji tetap kami bayarkan. Tapi tidak ada pemasukan karena liga tidak jalan,” jelasnya.Pihaknya kini kembali menggaungkan gerakan #DiurusCah-Cah Jilid 2 untuk membantu kondisi keuangan tim. Diharapkan hal itu bisa membantu keuangan Persipa Pati di tengah kompetisi yang ditunda.”Kami ingin menggugah rasa cinta suporter dan masyarakat Kabupaten Pati, kita harus merasa memiliki Persipa Pati. Tim sekarang masih optimistis berjuang. Karena itu harus disupport penuh. Musim lalu gerakan ini terbukti berhasil mengangkat prestasi Persipa Pati,” pungkas Dian.Reporter: Umar HanafiEditor: Budi Erje
[caption id="attachment_327826" align="alignleft" width="1280"]

General Manager Persipa Pati Dian Dwi Budianto. (Murianews/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Pati – Liga 2 tak kunjung bergulir, finansial Persipa terancam. Sebab dengan ketidakpastian yang terjadi, membuat biaya operasional tim Persipa semakin membesar.
Manajemen Persipa Pati, tetap mambayar gaji pemain dan mengeluarkan dana untuk oprasional lainnya meskipun kompetisi tidak berjalan. Setidaknya klub berjuluk Laskar Saridin itu harus mengeluarkan dana hingga Rp600 jutaan setiap bulannya.
Dana itu dinilai sangat besar, karena Persipa Pati saat ini bisa dikatakan tanpa pemasukan. Manajemen Persipa meyakini dalam waktu dua bulan, jika tidak ada kepastian kelanjutan kompetisi, tim-tim kecil seperti Persipa Pati bisa ‘mengibarkan bendera putih’. Karena tidak kuat lagi menanggung biaya operasional tim.
”Pengeluaran gaji dan operasional tim mencapai Rp600 jutaan perbulan, tapi dalam kondisi kompetisi dihentikan seperti ini kami tidak ada pemasukan,” ujar General Manager Persipa Pati Dian Dwi Budianto, Rabu (26/10/2022).
Meskipun demikian, Persipa Pati yakin kondisi sulit ini bisa dilalui. Dian Dwi Budianto yakin kompetisi segera berjalan. Sehingga ada pemasukan dari penjualan tiket serta marchandise.
BACA JUGA: Persipa Pati Tantang Persis Solo di Laga Uji Coba
”Kondisi ini sulit, tapi kami masih berusaha berjuang. Kami meyakini kompetisi akan segera dilanjutkan kembali. Saat ini tim masih latihan seperti biasa, gaji tetap kami bayarkan. Tapi tidak ada pemasukan karena liga tidak jalan,” jelasnya.
Pihaknya kini kembali menggaungkan gerakan #DiurusCah-Cah Jilid 2 untuk membantu kondisi keuangan tim. Diharapkan hal itu bisa membantu keuangan Persipa Pati di tengah kompetisi yang ditunda.
”Kami ingin menggugah rasa cinta suporter dan masyarakat Kabupaten Pati, kita harus merasa memiliki Persipa Pati. Tim sekarang masih optimistis berjuang. Karena itu harus disupport penuh. Musim lalu gerakan ini terbukti berhasil mengangkat prestasi Persipa Pati,” pungkas Dian.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Budi Erje