Salah satu lifter angkat berat kaum disabilitas Kabupaten Pati, Supardi mengatakan, pihaknya hanya memiliki satu set alat latihan. Itu pun jauh dari standar
.
Alat latihan yang dimiliki National Paralympic Committe Indonesia (NPCI) Pati tidak bisa diatur tinggi rendahnya tempat barbel. Ini membuat atlet mereka kesulitan saat latihan. Pasalnya, kondisi tinggi tubuh dan panjang tangan setiap atlet berbeda-beda.
”Ini kita punya sembilan atlet. Tapi alatnya hanya satu. Itu pun tidak bisa disetting tinggi pendeknya. Jadi tangan yang tidak sesuai akan kesulitan,” ujar Supardi.
Selain itu, lanjut dia, asupan vitamin untuk para atlet NPCI Kabupaten Pati juga masih minim. Saat ini para atlet NPCI, termasuk lifter angkat berat jarang mendapatkan vitamin untuk mendukung kinerja mereka.
”Pengalaman bertanding kami saat bertemu atlet dari Kabupaten Pekalongan mereka berprestasi karena sudah terpenuhi dan terjamin. Dari vitamin dan lain sebagainya,” kata Supardi.Sementara itu, Ketua NPCI Kabupaten Pati Suratno mengatakan terpaksa menunda adanya tambahan alat latihan bagi atlet angkat berat. Jumlah anggaran yang tidak disebutkan detailnya tersebut terpaksa harus dibagi secara merata ke semua cabor.Suratno menegaskan, jika hanya mengutamakan atlet angkat berat saja, para atlet dari cabor lain menurutnya akan tertinggal. Mengingat anggaran mereka jumlahnya sangat terbatas.”Seandainya bila dipaksa untuk alat ini akan habis di satu cabor. Kemudian yang lain cabor lain bagaimana. Kami tahan dulu, kalau nanti ada kita buat alatnya,” pungkas Suratno. Editor: Dani Agus
Murianews, Pati – Kabupaten Pati bakal menjadi tuan rumah ajang Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) Jateng 2023, bulan September mendatang. Namun, salah satu cabor andalan Pati, yakni angkat berat kekurangan alat latihan.
Salah satu lifter angkat berat kaum disabilitas Kabupaten Pati, Supardi mengatakan, pihaknya hanya memiliki satu set alat latihan. Itu pun jauh dari standar
alat latihan cabor angkat berat disabilitas.
Alat latihan yang dimiliki National Paralympic Committe Indonesia (NPCI) Pati tidak bisa diatur tinggi rendahnya tempat barbel. Ini membuat atlet mereka kesulitan saat latihan. Pasalnya, kondisi tinggi tubuh dan panjang tangan setiap atlet berbeda-beda.
Baca juga: Angkat Berat Jadi Andalan NPCI Pati di Peparprov Jateng 2023
”Ini kita punya sembilan atlet. Tapi alatnya hanya satu. Itu pun tidak bisa disetting tinggi pendeknya. Jadi tangan yang tidak sesuai akan kesulitan,” ujar Supardi.
Selain itu, lanjut dia, asupan vitamin untuk para atlet NPCI Kabupaten Pati juga masih minim. Saat ini para atlet NPCI, termasuk lifter angkat berat jarang mendapatkan vitamin untuk mendukung kinerja mereka.
”Pengalaman bertanding kami saat bertemu atlet dari Kabupaten Pekalongan mereka berprestasi karena sudah terpenuhi dan terjamin. Dari vitamin dan lain sebagainya,” kata Supardi.
Sementara itu, Ketua NPCI Kabupaten Pati Suratno mengatakan terpaksa menunda adanya tambahan alat latihan bagi atlet angkat berat. Jumlah anggaran yang tidak disebutkan detailnya tersebut terpaksa harus dibagi secara merata ke semua cabor.
Suratno menegaskan, jika hanya mengutamakan atlet angkat berat saja, para atlet dari cabor lain menurutnya akan tertinggal. Mengingat anggaran mereka jumlahnya sangat terbatas.
”Seandainya bila dipaksa untuk alat ini akan habis di satu cabor. Kemudian yang lain cabor lain bagaimana. Kami tahan dulu, kalau nanti ada kita buat alatnya,” pungkas Suratno.
Editor: Dani Agus