Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah direncanakan digelar 2023. Kasi Pengembangan dan Pemberdayaan Olahraga (PPOR) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Widhoro Heriyanto menyebut Porprov tidak boleh hanya jadi ajang gengsi semata.
Widhoro mengatakan sejauh ini dia menilai ajang Porprov masih didominasi atlet dengan prestasi yang sudah sekelas nasional. Atlet yang turun gunung seperti ini dirasa olehnya tidak perlu mengikuti ajang Porprov yang notabene ajang di level provinsi.
"Selama ini saya melihat Porprov disalahartikan digunakan sebagai ajang gengsi. Atlet berlabel nasional turun gunung demi meraih medali dan ajang gengsi bagi daerah yang dibelanya," katanya, Jumat (28/1/2022).
Widhoro menyebut gengsi di tiap-tiap daerah justru mematikan pembinaan. Karena mereka hanya mengejar perolehan medali secara instan.
"Porprov sebenarnya merupakan ajang bagi atlet yang masih dalam level pembinaan. Bukan level yang sudah berprestasi di tingkat nasional," terangnya.
Ajang beli-beli atlet juga dirasa tidak perlu dilakukan. Sebab, ada hal yang lebih baik ketimbang beli atlet, yakni lewat pembinaan."Even Porprov ini kan empat tahunan ya. Misal membina atlet dalam kurun waktu empat tahun kan sebenarnya bisa. Jadi tidak perlu beli-beli atlet atau menurunkan atlet skala nasional di even Porprov," ungkapnya.Soal atlet di Kudus, Widhoro menyampaikan potensi atlet lokal di Kudus sudah bagus. Menurutnya, kualitasnya tidak kalah bersaing."Kudus sebenarnya punya atlet yang bagus-bagus. Tinggal bagaimana dibina," imbuhnya.Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Budi erje
[caption id="attachment_268516" align="alignleft" width="1280"]

Kasi Pengembangan dan Pemberdayaan Olahraga (PPOR) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Widhoro Heriyanto.[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah direncanakan digelar 2023. Kasi Pengembangan dan Pemberdayaan Olahraga (PPOR) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Widhoro Heriyanto menyebut Porprov tidak boleh hanya jadi ajang gengsi semata.
Widhoro mengatakan sejauh ini dia menilai ajang Porprov masih didominasi atlet dengan prestasi yang sudah sekelas nasional. Atlet yang turun gunung seperti ini dirasa olehnya tidak perlu mengikuti ajang Porprov yang notabene ajang di level provinsi.
"Selama ini saya melihat Porprov disalahartikan digunakan sebagai ajang gengsi. Atlet berlabel nasional turun gunung demi meraih medali dan ajang gengsi bagi daerah yang dibelanya," katanya, Jumat (28/1/2022).
Widhoro menyebut gengsi di tiap-tiap daerah justru mematikan pembinaan. Karena mereka hanya mengejar perolehan medali secara instan.
"Porprov sebenarnya merupakan ajang bagi atlet yang masih dalam level pembinaan. Bukan level yang sudah berprestasi di tingkat nasional," terangnya.
BACA JUGA: KONI Jepara Masih Menunggu Kepastian Pelaksanaan Pra Porprov Jateng
Ajang beli-beli atlet juga dirasa tidak perlu dilakukan. Sebab, ada hal yang lebih baik ketimbang beli atlet, yakni lewat pembinaan.
"Even Porprov ini kan empat tahunan ya. Misal membina atlet dalam kurun waktu empat tahun kan sebenarnya bisa. Jadi tidak perlu beli-beli atlet atau menurunkan atlet skala nasional di even Porprov," ungkapnya.
Soal atlet di Kudus, Widhoro menyampaikan potensi atlet lokal di Kudus sudah bagus. Menurutnya, kualitasnya tidak kalah bersaing.
"Kudus sebenarnya punya atlet yang bagus-bagus. Tinggal bagaimana dibina," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Budi erje