Dari kasus Yeremia Rambitan, Richard Mainaky Sarankan Agar Atlet Jauhi Medsos
Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 25 Mei 2022 19:32:48
MURIANEWS, Kudus - Atlet bulutangkis Indonesia, Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan menjadi perbincangan di dunia maya usai diduga melakukan pelecehan verbal di media sosial Tiktok. Hal itu dilakukan Yeremia saat live Tiktok, dalam perjalanan bersama timnya.
Saat itu Yeremia, yang berada di atas bus melakukan live Tiktok. Dalam aksinya itu, Yeremia terlihat masih mengenakan jaket kontingen Indonesia di SEA Games 2022 (2021). Dengan maksud iseng, pebulutangkis Indonesia ini melontarkan kalimat ‘kasar’ dalam bahasa Inggris, saat berbicara dengan seseorang.
Aksi tiktok Yeremia ini selanjutnya menjadi viral, dan mengundang beragam komentar dari para nitizen. Namun dalam perkembangannya, situasi yang terjadi menjadi kondusif, lantaran respon negative nitizen terhadap si atlet.
BACA JUGA: Richard Mainaky Ternyata Pernah Latih Ibu Bilqis dan BilqisMantan pembulutangkis Indonesia, yang saat ini menjadi pelatih Klub Djarum Kudus, , Richard Mainaky akhirnya juga memberikan tanggapan. Richard mengatakan, pihaknya sudah mendengar kabar tersebut. Menurutnya, media sosial (medsos) memang dapat menjadi batu sandungan atlet.
"Kalau atlet mau berkembang, media sosial harus di nomor dua atau nomor tigakan," katanya, Rabu (25/5/2022).
Richard menambahkan, saat masih menangani Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad, dia selalu mengingatkan kedua pebulutangkis tersebut untuk tidak terlalu sering menggunakan media sosial. Tujuannya menjadi jelas, yakni agar mereka bisa fokus pada latihan.Menurut Richard, atlet harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk terus fokus berlatih dan tidak terlalu banyak bermain media sosial. Jika tidak dapat menggunakan media sosial dengan bijak, medsos dapat menghancurkan karir seorang atlet.Richard melanjutkan, mengurangi menggunakan media sosial dapat dimulai dari diri sendiri. Kemudian, pelatih juga harus mengontrol atlet di dalam menggunakan media sosial."PBSI juga harus membuat peraturan terkait hal ini. Kemudian, untuk atlet harus sadar kalau media sosial dapat mengganggu atlet meraih prestasi," imbuhnya. Reporter: Vega Ma’rijil UlaEditor: Budi Erje
[caption id="attachment_289179" align="alignleft" width="1280"]

Legenda bulutangkis Indonesia, Richard Mainaky.(MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Atlet bulutangkis Indonesia, Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan menjadi perbincangan di dunia maya usai diduga melakukan pelecehan verbal di media sosial Tiktok. Hal itu dilakukan Yeremia saat live Tiktok, dalam perjalanan bersama timnya.
Saat itu Yeremia, yang berada di atas bus melakukan live Tiktok. Dalam aksinya itu, Yeremia terlihat masih mengenakan jaket kontingen Indonesia di SEA Games 2022 (2021). Dengan maksud iseng, pebulutangkis Indonesia ini melontarkan kalimat ‘kasar’ dalam bahasa Inggris, saat berbicara dengan seseorang.
Aksi tiktok Yeremia ini selanjutnya menjadi viral, dan mengundang beragam komentar dari para nitizen. Namun dalam perkembangannya, situasi yang terjadi menjadi kondusif, lantaran respon negative nitizen terhadap si atlet.
BACA JUGA: Richard Mainaky Ternyata Pernah Latih Ibu Bilqis dan Bilqis
Mantan pembulutangkis Indonesia, yang saat ini menjadi pelatih Klub Djarum Kudus, , Richard Mainaky akhirnya juga memberikan tanggapan. Richard mengatakan, pihaknya sudah mendengar kabar tersebut. Menurutnya, media sosial (medsos) memang dapat menjadi batu sandungan atlet.
"Kalau atlet mau berkembang, media sosial harus di nomor dua atau nomor tigakan," katanya, Rabu (25/5/2022).
Richard menambahkan, saat masih menangani Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad, dia selalu mengingatkan kedua pebulutangkis tersebut untuk tidak terlalu sering menggunakan media sosial. Tujuannya menjadi jelas, yakni agar mereka bisa fokus pada latihan.
Menurut Richard, atlet harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk terus fokus berlatih dan tidak terlalu banyak bermain media sosial. Jika tidak dapat menggunakan media sosial dengan bijak, medsos dapat menghancurkan karir seorang atlet.
Richard melanjutkan, mengurangi menggunakan media sosial dapat dimulai dari diri sendiri. Kemudian, pelatih juga harus mengontrol atlet di dalam menggunakan media sosial.
"PBSI juga harus membuat peraturan terkait hal ini. Kemudian, untuk atlet harus sadar kalau media sosial dapat mengganggu atlet meraih prestasi," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma’rijil Ula
Editor: Budi Erje