Luis Pongoh Sebut Pembinaan Bulutangkis di Indonesia Belum Merata
Vega Ma'arijil Ula
Jumat, 27 Mei 2022 18:40:49
MURIANEWS, Kudus – Legenda bulutangkis Indonesia, Lius Pongoh menyebut pembinaan bulutangkis di Indonesia belum merata sepenuhnya. Pembinaan bulutangkis di Indonesia saat ini hanya masif di di Pulau Jawa.
Lius Pongoh mengatakan, dari pandangannya pembinaan bulutangkis masih terpusat di Pulau Jawa. Sedangkan di luar Pulau Jawa, pembinaan bulutangkis belum dilakukan seperti yang terjadi di Pulau Jawa.
Padahal, menurut kampiun Japan Open 1981 itu, di luar Pulau Jawa sebenarnya banyak potensi bibit atlet bulutangkis. Karena itu, ini menjadi pekerjaan bagi semua pihak yang berkecimpung di bidang bulutangkis.
"Bukan hanya pekerjaan rumah bagi tiap-tiap klub bulutangkis saja. Tetapi semua pihak yang terlibat di bulutangkis," katanya, Jumat (27/5/2022).
Lius Pongoh menambahkan, ada beberapa faktor mengapa pembinaan bulutangkis di Indonesia masih belum merata. Salah satu faktornya adalah soal sedikitnya even bulutangkis yang digelar di luar Pulau Jawa.
BACA JUGA: Putera Luis Pongoh Akan Jadi Wasit Bulutangkis di Paralympic Games 2020 Tokyo"Banyak faktor ya. Salah satunya belum banyaknya turnamen bulutangkis di luar Pulau Jawa. Memang kalau mau menggelar turnamen baliknya memang harus ada duit. Tetapi tinggal pihak-pihak yang bersangkutan di bidang bulutangkis mau mencari solusi atau tidak," sambungnya.
"Banyak faktor ya. Salah satunya belum banyaknya turnamen bulutangkis di luar Pulau Jawa. Memang kalau mau menggelar turnamen baliknya memang harus ada duit. Tetapi tinggal pihak-pihak yang bersangkutan di bidang bulutangkis mau mencari solusi atau tidak," sambungnya.Menurut pria kelahiran Jakarta, 3 Desember 1960 itu setiap Pengurus Cabang Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (Pengcab PBSI) di tiap-tiap daerah harus memikirkan hal ini. Sedapat mungkin mereka harus bisa menggelar even bulutangkis secara periodik."Tidak harus even besar. Karena yang penting itu ada even. Supaya ada pembinaan dan atlet tidak hanya latihan saja," ujarnya.Pembina di masing-masing daerah juga harus bisa ‘menjemput bola’. Sebab, di setiap daerah di Indonesia sebenarnya memiliki banyak bibit atlet bulutangkis."Harus aktif menjemput. Tidak bisa hanya menunggu saja. Karena Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua juga punya bibit-bibit atlet," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Budi Erje
[caption id="attachment_292371" align="alignleft" width="1280"]

Atlet bulutangkis cilik bertanding di even Simpang Tujuh Master, Kudus, beberapa bulan lalu. (Murianews/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Legenda bulutangkis Indonesia, Lius Pongoh menyebut pembinaan bulutangkis di Indonesia belum merata sepenuhnya. Pembinaan bulutangkis di Indonesia saat ini hanya masif di di Pulau Jawa.
Lius Pongoh mengatakan, dari pandangannya pembinaan bulutangkis masih terpusat di Pulau Jawa. Sedangkan di luar Pulau Jawa, pembinaan bulutangkis belum dilakukan seperti yang terjadi di Pulau Jawa.
Padahal, menurut kampiun Japan Open 1981 itu, di luar Pulau Jawa sebenarnya banyak potensi bibit atlet bulutangkis. Karena itu, ini menjadi pekerjaan bagi semua pihak yang berkecimpung di bidang bulutangkis.
"Bukan hanya pekerjaan rumah bagi tiap-tiap klub bulutangkis saja. Tetapi semua pihak yang terlibat di bulutangkis," katanya, Jumat (27/5/2022).
Lius Pongoh menambahkan, ada beberapa faktor mengapa pembinaan bulutangkis di Indonesia masih belum merata. Salah satu faktornya adalah soal sedikitnya even bulutangkis yang digelar di luar Pulau Jawa.
BACA JUGA: Putera Luis Pongoh Akan Jadi Wasit Bulutangkis di Paralympic Games 2020 Tokyo
"Banyak faktor ya. Salah satunya belum banyaknya turnamen bulutangkis di luar Pulau Jawa. Memang kalau mau menggelar turnamen baliknya memang harus ada duit. Tetapi tinggal pihak-pihak yang bersangkutan di bidang bulutangkis mau mencari solusi atau tidak," sambungnya.
Menurut pria kelahiran Jakarta, 3 Desember 1960 itu setiap Pengurus Cabang Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (Pengcab PBSI) di tiap-tiap daerah harus memikirkan hal ini. Sedapat mungkin mereka harus bisa menggelar even bulutangkis secara periodik.
"Tidak harus even besar. Karena yang penting itu ada even. Supaya ada pembinaan dan atlet tidak hanya latihan saja," ujarnya.
Pembina di masing-masing daerah juga harus bisa ‘menjemput bola’. Sebab, di setiap daerah di Indonesia sebenarnya memiliki banyak bibit atlet bulutangkis.
"Harus aktif menjemput. Tidak bisa hanya menunggu saja. Karena Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua juga punya bibit-bibit atlet," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Budi Erje