Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Legenda bulutangkis Indonesia, Yuni Kartika kini tak lagi menjalani profesi sebagai atlet. Kiprahnya saat menjadi atlet hingga berada di bayang-bayang sosok Susi Susanti, menjadi bagian panjang dari karirnya sebagai pebulutangkis.

Murianews berkesempatan mewawancarai Yuni Kartika di tengah-tengah kesibukannya menjadi Ketua Pengkab PBSI Kudus. Legenda bulutangkis Yuni menjelaskan awal mula dia menekuni bulutangkis hingga selalu berada di bawah bayang-bayang Susi Susanti.

Yuni saat diwawancarai menjelaskan dirinya mulai menekuni bulutangkis di umur lima tahun. Dia mengawali olahraga tepok bulu di sebuah klub di Pekalongan, Jawa Tengah.

"Saya menekuni bulutangkis sejak umur lima tahun di sebuah klub kecil di Pekalongan. Umur 11 tahun ikut audisi di PB Djarum Jakarta dan terpilih, saat itu ada 12 atlet yang terpilih dan saya masuknya bareng Ardy Wiranata," kenangnya, Selasa (25/10/2022).

Kemudian, setahun setelah menghuni PB Djarum Jakarta, Yuni pindah ke PB Djarum Semarang, Jawa Tengah. Saat itu PB Djarum memang tersebar di beberapa daerah, salah satunya di Semarang.

"PB Djarum saat itu ada di Jakarta, Semarang, Kudus, Surabaya dan Padang juga ada," terang Yuni.

Kemudian saat menginjak usia 15 tahun Yuni Kartika berhasil meraih gelar juara dunia junior. Prestasi itu mengantarkannya masuk ke Pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di tahun 1988.

"Waktu itu saya masuk Pelatnas sebagai pemain pratama bersama Susi Susanti dan Yuliani Sentosa. Dari situ saya mulai mendapatkan gelar juara di kejuaraan junior hingga senior," ungkapnya.

Puncak karirnya, lanjut Yuni ada di tahun 1992. Saat itu dia masuk rangking 10 dunia sebagai atlet tunggal putri. Sebuah prestasi yang menjadi salah satu momentum dalam karir bulutangkisnya.
"Saat itu saya di belakangnya Susi. Dapat dibilang saya tunggal putri kedua Indonesia setelah Susi Susanti," ujarnya.Yuni tidak menampik jika dirinya berada di bawah bayang-bayang Susi Susanti. Pada gelaran Indonesia Open menjadi saksi Yuni yang selalu berada di bayang-bayang peraih medali emas pertama Olimpiade itu.BACA JUGA: Cerita Yuni Kartika Pensiun di Usia 23 Tahun, Ini Alasannya"Di tahun 1992 ajang Indonesia Open saya kalah dari Sarwendah (Sarwendah Kusumawardhani, red) di babak empat besar. Kemudian kalah dari Susi Susanti di tahun 1994 dan 1996 di ajang Indonesia Open di babak yang sama," kenangnya lagi.Menurut perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah 16 Juni 1973 itu Susi Susanti sulit dikalahkannya. Meski begitu, Yuni mengaku tidak pernah menganggap bayang-bayang Susi Susanti di depannya sebagai beban."Tidak menjadi beban, harus diterima sebagai tanggungjawab. Yang penting saat itu kan ranking satu dunia di sektor putri ada di Indonesia (Susi Susanti, red)," imbuhnya.Meski demikian berbagai prestasi pernah diukir Yuni Kartika. Di antaranya, juara Invitasi Dunia Junior 1990, semifinalis Belanda Open 1991, runner-up Malaysia Open 1992, danTim Uber Indonesia saat meraih gelar Juara Piala Uber 1994.Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Budi Erje

Baca Juga

Komentar