Kerja Keras, Hafalkan Lawan, dan Bikin Catatan Motivasi
Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 26 Oktober 2022 16:34:07
MURIANEWS, Kudus – Perjalanan Yuni Kartika menjadi pebulutangkis dengan berbagai raihan prestasi tidak lepas dari kerja keras. Terlebih dia harus bersaing ketat dengan rekan-rekannya di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas).
Yuni Kartika pernah meraih beragam prestasi. Di antaranya Juara Invitasi Dunia Junior 1990, semifinalis Belanda Open 1991, runner-up Malaysia Open 1992, dan Tim Indonesia juara Piala Uber 1994.
Yuni masuk ke Pelatnas pada 1988 hingga 1996. Sewaktu masih menjadi atlet bulutangkis nasional, dirinya mengaku sebagai jenis atlet yang ‘gila’ latihan.
"Pelatih saya bilang kalau lawan footwork-nya bisa satu langkah, sedangkan saya masih dua langkah. Lalu saya tanya ke pelatih harus bagaimana. Kemudian pelatih bilang ya harus latihan lebih keras," jelasnya.
Alhasil, Yuni bersikeras menambah durasi latihan. Selain itu dirinya juga menghafalkan permainan lawan yang berada di ranking sepuluh besar dunia. Kebetulan saat itu Yuni memang berada di ranking 10 dunia.
"Saat itu saya masuk 10 rangking dunia. Ya tinggal hafalin saja cara main sembilan lawan itu. Karena paling ketemunya kan lawannya itu-itu saja," sambungnya.
BACA JUGA: Yuni Kartika Akui Dibawah Bayang-Bayang Susi Susanti
BACA JUGA: Yuni Kartika Akui Dibawah Bayang-Bayang Susi SusantiYuni Kartika juga mengaku harus belajar untuk menebak arah pukulan lawan. Selain itu juga mencatat gaya bermain lawan untuk diterapkan ketika berhadapan di atas lapangan."Kebiasaan lain saya ketika di Pelatnas itu menulis catatan motivasi dan saya tempel dinding, lemari, tas raket. Misalnya tulisan saya harus latihan, saya kuat kok, saya mampu, dan yang lainnya. Tujuannya untuk membangun mental dan siap untuk mengawali hari dengan latihan," terangnya.Yuni berpendapat, membangun mental untuk menggugah batasan diri tergolong penting. Baginya membuat mood bagus harus dibiasakan, sehingga bisa mencapai fokus bermain."Kalau bangun pagi pikirannya sudah benar, pasti semangat untuk latihan. Karena feeling dari pikiran ke tangan untuk memukul itu pasti sinkron," imbuhnya.Yuni Kartika sendiri mulai masuk Pelatnas pada 1988 saat berusia 15 tahun. Selanjutnya hampir 8 tahun dirinya berada di Pelatnas, hingga berusia 23 tahun.Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Budi Erje
[caption id="attachment_327788" align="alignleft" width="2194"]

Yuni Kartika saat masih aktif menjadi atlet bulutangkis putri nasional. (facebook.com/yunikartika1606)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Perjalanan Yuni Kartika menjadi pebulutangkis dengan berbagai raihan prestasi tidak lepas dari kerja keras. Terlebih dia harus bersaing ketat dengan rekan-rekannya di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas).
Yuni Kartika pernah meraih beragam prestasi. Di antaranya Juara Invitasi Dunia Junior 1990, semifinalis Belanda Open 1991, runner-up Malaysia Open 1992, dan Tim Indonesia juara Piala Uber 1994.
Yuni masuk ke Pelatnas pada 1988 hingga 1996. Sewaktu masih menjadi atlet bulutangkis nasional, dirinya mengaku sebagai jenis atlet yang ‘gila’ latihan.
"Pelatih saya bilang kalau lawan footwork-nya bisa satu langkah, sedangkan saya masih dua langkah. Lalu saya tanya ke pelatih harus bagaimana. Kemudian pelatih bilang ya harus latihan lebih keras," jelasnya.
Alhasil, Yuni bersikeras menambah durasi latihan. Selain itu dirinya juga menghafalkan permainan lawan yang berada di ranking sepuluh besar dunia. Kebetulan saat itu Yuni memang berada di ranking 10 dunia.
"Saat itu saya masuk 10 rangking dunia. Ya tinggal hafalin saja cara main sembilan lawan itu. Karena paling ketemunya kan lawannya itu-itu saja," sambungnya.
BACA JUGA: Yuni Kartika Akui Dibawah Bayang-Bayang Susi Susanti
Yuni Kartika juga mengaku harus belajar untuk menebak arah pukulan lawan. Selain itu juga mencatat gaya bermain lawan untuk diterapkan ketika berhadapan di atas lapangan.
"Kebiasaan lain saya ketika di Pelatnas itu menulis catatan motivasi dan saya tempel dinding, lemari, tas raket. Misalnya tulisan saya harus latihan, saya kuat kok, saya mampu, dan yang lainnya. Tujuannya untuk membangun mental dan siap untuk mengawali hari dengan latihan," terangnya.
Yuni berpendapat, membangun mental untuk menggugah batasan diri tergolong penting. Baginya membuat mood bagus harus dibiasakan, sehingga bisa mencapai fokus bermain.
"Kalau bangun pagi pikirannya sudah benar, pasti semangat untuk latihan. Karena feeling dari pikiran ke tangan untuk memukul itu pasti sinkron," imbuhnya.
Yuni Kartika sendiri mulai masuk Pelatnas pada 1988 saat berusia 15 tahun. Selanjutnya hampir 8 tahun dirinya berada di Pelatnas, hingga berusia 23 tahun.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Budi Erje