Tunggal Putri Indonesia Meredup, Yuni Kartika Menganalisa
Vega Ma'arijil Ula
Selasa, 1 November 2022 16:17:19
Yuni Kartika mengatakan, sepeninggal era Susy Susanti dan Mia Audina memang prestasi sektor tunggal putri meredup. Tepatnya sekitar tahun 2000-an hingga kini.
"Kalaupun ada tunggal putri Indonesia yang bagus itupun masih di rangking 30-an," katanya, Selasa (1/11/2022).
Yuni Kartika menilai merosotnya performa pebulutangkis sektor tunggal putri karena kualitas klub bulutangkis yang menurun. Sehingga sulit bersaing di level dunia.
"Saya melihatnya kualitas klub menurun. Untuk pemain yang ada saat ini untuk bersaing di level dunia belum mampu. Artinya kualitas di semua kelompok umur harus digembleng," sambungnya.
Yuni berpendapat perlu adanya program yang baik untuk menaikkan standar atlet bulutangkis di setiap kelompok umur. Tentunya yang mampu berdaya saing di level dunia.
"Paling tidak seperti Akane Yamaguchi dan An Se-Young itu bagus. Akane dan
An Se-Young usianya juga masih muda," terangnya.
Akane Yamaguchi merupakan pebulutangkis tunggal putri asal Jepang. Sedangkan An Se-Young merupakan atlet bulutangkis tunggal putri asal Korea Selatan.
Yuni Kartika yang pernah meraih runner-up Malaysia Open 1992 itu menyampaikan saat ini persaingan bulutangkis sudah merata. Negara Cina, Korea, dan Denmark juga ambil bagian menyemarakkan persaingan bulutangkis era saat ini.
Yuni Kartika yang pernah meraih runner-up Malaysia Open 1992 itu menyampaikan saat ini persaingan bulutangkis sudah merata. Negara Cina, Korea, dan Denmark juga ambil bagian menyemarakkan persaingan bulutangkis era saat ini.BACA JUGA: Yuni Kartika Akui Dibawah Bayang-Bayang Susi SusantiMeski demikian, Yuni meyakini sektor tunggal putri ke depannya dapat bangkit dan kembali mengukir prestasi. Tentunya dengan mencari bibit yang bagus."Untuk ke arah sana tantangannya luar biasa. Atlet juga harus memiliki keinginan juga. Dahulu saat saya masih di Pelatnas pola makan, tidur, dan jadwal latihan benar-benar saya perhatikan dan memang tidak boleh bosan," terangnya.Menurut Yuni hal itu harus dibiasakan agar atlet dapat berprestasi di atas lapangan. Kewajiban sebagai atlet juga harus dilakukan."Tinggal atletnya sanggup atau tidak. Sebenarnya bukan masalah bibit yang tidak ada. Tetapi kemauan atletnya itu ada tidak. Bukan soal bakat," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Budi Santoso
"Kalaupun ada tunggal putri Indonesia yang bagus itupun masih di rangking 30-an," katanya, Selasa (1/11/2022).
Yuni Kartika menilai merosotnya performa pebulutangkis sektor tunggal putri karena kualitas klub bulutangkis yang menurun. Sehingga sulit bersaing di level dunia.
"Saya melihatnya kualitas klub menurun. Untuk pemain yang ada saat ini untuk bersaing di level dunia belum mampu. Artinya kualitas di semua kelompok umur harus digembleng," sambungnya.
Yuni berpendapat perlu adanya program yang baik untuk menaikkan standar atlet bulutangkis di setiap kelompok umur. Tentunya yang mampu berdaya saing di level dunia.
"Paling tidak seperti Akane Yamaguchi dan An Se-Young itu bagus. Akane dan
An Se-Young usianya juga masih muda," terangnya.
Akane Yamaguchi merupakan pebulutangkis tunggal putri asal Jepang. Sedangkan An Se-Young merupakan atlet bulutangkis tunggal putri asal Korea Selatan.
Yuni Kartika yang pernah meraih runner-up Malaysia Open 1992 itu menyampaikan saat ini persaingan bulutangkis sudah merata. Negara Cina, Korea, dan Denmark juga ambil bagian menyemarakkan persaingan bulutangkis era saat ini.



