Cerita Richard Mainaky Kerap Bawa Atlet ke Olimpiade
Vega Ma'arijil Ula
Sabtu, 4 Maret 2023 11:23:21
Richard Mainaky merupakan legenda bulutangkis Indonesia. Pria kelahiran Ternate, 23 Januari 1965 itu kerap menelurkan atlet untuk berlaga di kejuaraan Olimpiade.
Perjalanan Richard Mainaky membawa atlet ke kancah bulutangkis setidaknya dimulai di tahun 2000. Momen itu adalah di arena Olimpiade Sydney.
Saat itu Richard berhasil mengantarkan anak asuhnya Tri Kusharjanto dan Minarti Timur meraih medali perak. Torehan prestasi Richard mengantarkan prestasi di ajang Olimpiade berlanjut.
Di tahun 2008 saat Olimpiade Beijing, Richard kembali mengukir prestasi. Saat dirinya mengantarkan Nova Widianto dan Liliyana Natsir meraih medali perak.
"Di ajang Olimpiade London 2012 saya mengantarkan Owi dan Butet (Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, red) ke semifinal," katanya, Sabtu (4/3/2023).
Puncak prestasi Richard mengantarkan anak didiknya terjadi di tahun 2016. Kala itu dia berhasil mengantarkan Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir meraih medali emas Olimpiade.
Di laga tersebut kedua pasangan Indonesia itu berhasil mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon dan Goh Liu Ying dua set langsung. Yakni dengan skor 21-14 dan 21-12.
Medali tersebut sekaligus menjadi medali pertama bagi Indonesia di event itu. Owi-Natsir merebut medali di nomor ganda campuran Olimpiade.
Richard membeberkan kunci menelurkan anak didiknya berlaga di Olimpiade. Dia menjelaskan, dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2016 itu sektor ganda campuran tidak pernah berganti pelatih.
Richard membeberkan kunci menelurkan anak didiknya berlaga di Olimpiade. Dia menjelaskan, dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2016 itu sektor ganda campuran tidak pernah berganti pelatih.
BACA JUGA: Richard Mainaky Sebut Ganda Putra Indonesia Punya Prospek Cerah"Sejak tahun 2000 itu sektor ganda campuran tidak pernah berganti pelatih, hanya satu pelatih. Kalau asisten memang berganti-ganti," sambungnya.Dia menjelaskan, kunci untuk menuju ke Olimpiade yakni harus memiliki persiapan matang. Pertama, atlet harus fokus untuk lolos terlebih dahulu bertanding di Olimpiade. Selain itu tidak terlalu ambisius langsung memikirkan menjadi juara."Persiapkan dulu atlet dari segi teknik dan fisik. Tak kalah penting juga kondisi psikologi. Makanya penting untuk berkoordinasi dengan tim psikolog untuk menenangkan atlet," terangnya.Selanjutnya, menurutnya diskusi antar pelatih perlu dilakukan. Sehingga dapat menjalin komunikasi untuk memikirkan strategi di lapangan."Dan yang terakhir selalu berkoordinasi dengan tim nutrisi. Karena nutrisi bagi atlet itu penting untuk menunjang performa di atas lapangan" imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Budi Santoso
Murianews, Kudus – Arena Olimpiade cabang olahraga bulutangkis tampaknya tak asing lagi bagi legenda bulutangkis Indonesia, Richard Mainaky. Dia kerap membawa atletnya berlaga di even bergengsi tersebut.
Richard Mainaky merupakan legenda bulutangkis Indonesia. Pria kelahiran Ternate, 23 Januari 1965 itu kerap menelurkan atlet untuk berlaga di kejuaraan Olimpiade.
Perjalanan Richard Mainaky membawa atlet ke kancah bulutangkis setidaknya dimulai di tahun 2000. Momen itu adalah di arena Olimpiade Sydney.
Saat itu Richard berhasil mengantarkan anak asuhnya Tri Kusharjanto dan Minarti Timur meraih medali perak. Torehan prestasi Richard mengantarkan prestasi di ajang Olimpiade berlanjut.
Di tahun 2008 saat Olimpiade Beijing, Richard kembali mengukir prestasi. Saat dirinya mengantarkan Nova Widianto dan Liliyana Natsir meraih medali perak.
"Di ajang Olimpiade London 2012 saya mengantarkan Owi dan Butet (Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, red) ke semifinal," katanya, Sabtu (4/3/2023).
Puncak prestasi Richard mengantarkan anak didiknya terjadi di tahun 2016. Kala itu dia berhasil mengantarkan Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir meraih medali emas Olimpiade.
Di laga tersebut kedua pasangan Indonesia itu berhasil mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon dan Goh Liu Ying dua set langsung. Yakni dengan skor 21-14 dan 21-12.
Medali tersebut sekaligus menjadi medali pertama bagi Indonesia di event itu. Owi-Natsir merebut medali di nomor ganda campuran Olimpiade.
Richard membeberkan kunci menelurkan anak didiknya berlaga di Olimpiade. Dia menjelaskan, dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2016 itu sektor ganda campuran tidak pernah berganti pelatih.
BACA JUGA: Richard Mainaky Sebut Ganda Putra Indonesia Punya Prospek Cerah
"Sejak tahun 2000 itu sektor ganda campuran tidak pernah berganti pelatih, hanya satu pelatih. Kalau asisten memang berganti-ganti," sambungnya.
Dia menjelaskan, kunci untuk menuju ke Olimpiade yakni harus memiliki persiapan matang. Pertama, atlet harus fokus untuk lolos terlebih dahulu bertanding di Olimpiade. Selain itu tidak terlalu ambisius langsung memikirkan menjadi juara.
"Persiapkan dulu atlet dari segi teknik dan fisik. Tak kalah penting juga kondisi psikologi. Makanya penting untuk berkoordinasi dengan tim psikolog untuk menenangkan atlet," terangnya.
Selanjutnya, menurutnya diskusi antar pelatih perlu dilakukan. Sehingga dapat menjalin komunikasi untuk memikirkan strategi di lapangan.
"Dan yang terakhir selalu berkoordinasi dengan tim nutrisi. Karena nutrisi bagi atlet itu penting untuk menunjang performa di atas lapangan" imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Budi Santoso