Pecatur Tunanetra Asal Kudus Ini Punya Banyak Prestasi
Yuda Auliya Rahman
Senin, 21 Februari 2022 19:27:14
MURIANEWS,Kudus – Pecatur tunanetra asal Kudus ini mempunyai banyak prestasi. Dia adalah Ari Supriyono (44), seorang pecatur tuna netra yang berasal dari Desa Mlati Lor, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Berkat ketekunannya dan keuletanya dalam menggeluti olahraga catur, membuat dirinya mampu menorehkan segudang prestasi yang membanggakan. Prestasi terakhir, Supriyono adalah menyabet dua medali emas di ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2021.
Namun di ajang Perpanas 2021, dirinya tidak mewakili Kudus atau Jawa Tengah. Secara kebetulan Supriyono menjadi bagian dari Tim Provinsi Papua.
Di arena Perpanas, Supriyono dikenal sebagai pemain catur ‘akrobatik’. Sebutan ini diberikan lantaran dirinya memiliki berbagai strategi permainan yang bisa mengelabuhi lawan.
Olahraga catur sudah menjadi hobi yang digelutinya semenjak masih usia dini. Saat itu Supriyono masih bisa melihat normal. Hanya saja, dulunya hobi tersebut belum ditekuninya dengan serius.
"Awalnya sudah mulai hobi sejak kelas dua SD, tapi belum serius, hanya pernah ikut turnamen sekali tingkat Kudus itu tahun 2007 peringkat 21. Serius menekuni catur itu saat sudah tuna netra pas usia 30 tahun, sekitar 2008," katanya, Senin (21/2/2022).
BACA JUGA: Liga Catur Muria 2022 Dimenangkan Pecatur Asal PatiBanyaknya waktu longgar di saat awal-awal menjadi tunanetra menjadikannya benar-benar menyeriusi olahraga catur dengan sering berlatih. Hingga akhirnya dirinya pun bergabung dengan Balai Rehabilitasi Sosial Netra Pendowo Kudus dan bertemu dengan seorang yang pandai catur.
"Dari situ saya terus belajar dan diperkenalkan dengan pecatur-pecatur nasional tuna netra sekitar 2010," ucapnya.Supriyono, menyebut pecatur tuna netra membutuhkan ingatan yang kuat. Pasalnya, tunanetra harus menghapal delapan kotak vertikal dan delapan kotak horizontal. Delapan kotak vertikal diberi angka 1-8, sedangkan kotak horizontal ditandai dengan huruf A sampai H."Sebenarnya catur harus perhitungkan dan semua langkahnya tercatat dan terus diingat. Harus hafal diagram catur. Saat meraba, itu biasanya hanya untuk memastikan saja, langkah lawan," ungkapnya.Menurutnya, ada hal penting yang harus diperhatikan dalam bermain catur. Ingatan yang kuat dan konsentrasi tinggi sangat dibutuhkan."Kuncinya konsentrasi penuh, kalau sekali saja konsentrasinya buyar ya sudah permainannya bisa buyar semua. Itu kalau tunanetra," imbuhnya.Bahkan, Supri tak hanya mampu memainkan catur di papan catur khusus tunanetra saja yang memiliki bidak berlubang dan meiliki ketinggian berbeda antara warna hitam dan putih. Melainkan, bisa juga menggunakan papan catur umum seperti orang normal."Bermain catur dipapan catur polos juga bisa, tapi yang ukurannya standar turnamen. Kalau ukurannya lebih besar ataupun lebih kecil masih bingung, harus diberi isolasi tiap bidak sebagai pembeda," ujarnya.Reporter : Yuda Auliya RahmanEditor: Budi Erje
[caption id="attachment_273848" align="alignleft" width="1280"]

Ari Supriyono, Pecatur Tunanetra di Kudus saat bermain dengan papan non-disabilitas (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption]
MURIANEWS,Kudus – Pecatur tunanetra asal Kudus ini mempunyai banyak prestasi. Dia adalah Ari Supriyono (44), seorang pecatur tuna netra yang berasal dari Desa Mlati Lor, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Berkat ketekunannya dan keuletanya dalam menggeluti olahraga catur, membuat dirinya mampu menorehkan segudang prestasi yang membanggakan. Prestasi terakhir, Supriyono adalah menyabet dua medali emas di ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2021.
Namun di ajang Perpanas 2021, dirinya tidak mewakili Kudus atau Jawa Tengah. Secara kebetulan Supriyono menjadi bagian dari Tim Provinsi Papua.
Di arena Perpanas, Supriyono dikenal sebagai pemain catur ‘akrobatik’. Sebutan ini diberikan lantaran dirinya memiliki berbagai strategi permainan yang bisa mengelabuhi lawan.
Olahraga catur sudah menjadi hobi yang digelutinya semenjak masih usia dini. Saat itu Supriyono masih bisa melihat normal. Hanya saja, dulunya hobi tersebut belum ditekuninya dengan serius.
"Awalnya sudah mulai hobi sejak kelas dua SD, tapi belum serius, hanya pernah ikut turnamen sekali tingkat Kudus itu tahun 2007 peringkat 21. Serius menekuni catur itu saat sudah tuna netra pas usia 30 tahun, sekitar 2008," katanya, Senin (21/2/2022).
BACA JUGA: Liga Catur Muria 2022 Dimenangkan Pecatur Asal Pati
Banyaknya waktu longgar di saat awal-awal menjadi tunanetra menjadikannya benar-benar menyeriusi olahraga catur dengan sering berlatih. Hingga akhirnya dirinya pun bergabung dengan Balai Rehabilitasi Sosial Netra Pendowo Kudus dan bertemu dengan seorang yang pandai catur.
"Dari situ saya terus belajar dan diperkenalkan dengan pecatur-pecatur nasional tuna netra sekitar 2010," ucapnya.
Supriyono, menyebut pecatur tuna netra membutuhkan ingatan yang kuat. Pasalnya, tunanetra harus menghapal delapan kotak vertikal dan delapan kotak horizontal. Delapan kotak vertikal diberi angka 1-8, sedangkan kotak horizontal ditandai dengan huruf A sampai H.
"Sebenarnya catur harus perhitungkan dan semua langkahnya tercatat dan terus diingat. Harus hafal diagram catur. Saat meraba, itu biasanya hanya untuk memastikan saja, langkah lawan," ungkapnya.
Menurutnya, ada hal penting yang harus diperhatikan dalam bermain catur. Ingatan yang kuat dan konsentrasi tinggi sangat dibutuhkan.
"Kuncinya konsentrasi penuh, kalau sekali saja konsentrasinya buyar ya sudah permainannya bisa buyar semua. Itu kalau tunanetra," imbuhnya.
Bahkan, Supri tak hanya mampu memainkan catur di papan catur khusus tunanetra saja yang memiliki bidak berlubang dan meiliki ketinggian berbeda antara warna hitam dan putih. Melainkan, bisa juga menggunakan papan catur umum seperti orang normal.
"Bermain catur dipapan catur polos juga bisa, tapi yang ukurannya standar turnamen. Kalau ukurannya lebih besar ataupun lebih kecil masih bingung, harus diberi isolasi tiap bidak sebagai pembeda," ujarnya.
Reporter : Yuda Auliya Rahman
Editor: Budi Erje