Rabu, 19 November 2025


Final Round Popda Tenis Meja Kudus, dipastikan tidak menyertakan peserta dari tingkat SD. Sehingga atlet-atlet berpotensi dari tingkat SD tertutup kesempatannya untuk bisa berlaga di Popda Tenis Meja tingkat Jawa Tengah.

Keputusan itu sempat disayangkan oleh pihak PTM Sukun melalui manajernya Fredi Pramono. Ketentuan final round itu pada akhirnya membuat salah satu atletnya tak mendapatkan kesempatan berlaga di tingkat Jawa Tengah.

Kasi Pengembangan dan Pemberdayaan Olahraga (PPOR) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus, Widhoro Heriyanto, mengatakan, memang aturan di POPDA Jateng tidak ada batasan jenjang bagi perwakilan daerah.

Pihaknya sebenarnya juga menginginkan jika perwakilan Kudus yang lolos dan dikirim ke POPDA Jateng nanti merupakan perwakilan yang terbaik. Mulai dari jenjang SD, SMP dan SMA.

"Kalau yang kami inginkan itu memang yang terbaik untuk yang dikirim ke Jateng," katanya, Senin (27/2/2023).

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan panitia penyelenggara (panpel) tenis meja di Kudus untuk hal tersebut. Hasil keputusan peraturan tenik pertandingan diserahkan ke pihak panpel.

Begitu juga, aturan final gabungan (final round) yang akhirnya hanya mempertemukan atlet terbaik dari SMP dan SMA juga merupakan kesepakatan dari panpel. Pihaknya tidak bisa melakukan intervensi.

"Jadi dari dinas tidak mungkin intervensi hasil kesepakatan untuk tim panitia pelaksana. Terkait dengan atlet yang berangkat ke provinsi kami serahkan ke panpel," ujarnya.

Persatuan Tenis Meja (PTM) Sukun sangat menyayangkan aturan POPDA Kudus di Cabang Olahraga Tenis Meja. Aturan yang diterapkan dinilai tak memberi kesempatan atlet muda untuk ikut bersaing dalam final round gabungan.
Persatuan Tenis Meja (PTM) Sukun sangat menyayangkan aturan POPDA Kudus di Cabang Olahraga Tenis Meja. Aturan yang diterapkan dinilai tak memberi kesempatan atlet muda untuk ikut bersaing dalam final round gabungan.BACA JUGA: Atlet Binaan PTM Sukun Dominasi Popda Tenis Meja KudusFinal Round gabungan digunakan untuk mencari yang terbaik untuk wakil Kudus ke Popda Jawa Tengah. Namun dengan tidak menyertakan atlet dari jenjang SD, membuat kesempatan bertanding di Popda Jateng tertutup bagi atlet-atlet potensial dari jenang SD.Manager PTM Sukun Agus Fredi Pramono menyuarakan kekecewaannya. Diakuinya, ada satu atlet SD yang kebetulan berlatih di PTM Sukun akhirnya tak bisa mendapatkan kesempatan itu.Atlet PTM Sukun bernama itu adalah Dafi Nanda Fahreza, yang memiliki prestasi bagus. kualitas. Atlet muda potensial binaan PTM Sukun ini bersekolah di SDN 1 Gondosari Kudus, dan membela korwil SD Kecamatan Gebog di ajang POPDA Kudus.Namun dengan aturan yang ada, Dafi praktis tak punya kesempatan tampil di POPDA Jateng. Padahal di final Popda Tenis Meja tingkat SD di Kudus, Dafi berhasil menjadi yang terbaik. Jika diberi kesempatan, bahkan tidak menutup kemungkinan Dafi bisa bersaing di final round.“Jika konteksnya mendapatkan yang terbaik untuk Kudus di Popda Jateng, Dafi seharusnya diberi kesempatan. Atlet muda ini masih mungkin bersaing dengan yang berasal dari jenjang SMP atau SMA. Tapi saya tidak tau apa yang menjadi alasan kenapa dia tak bisa,” ujar Fredi Pramono. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Budi Santoso

Baca Juga

Komentar

Terpopuler