Pelatih Tim Indonesia Donny Prasetya menyatakan secara pribadi dirinya menyesalkan kegagalan anak asuhnya itu. Apalagi, kesempatan itu sebenarnya sudah ada di depan mata.
Pasangan Hafidz-Cindy, sebenarnya juga sudah mendapatkan momentum saat mereka mampu berbalik unggul 2-1, setelah sebelumnya tetinggal 0-1. Mereka memulai pertandingan dengan buruk, kemudian membaik dan kembali memburuk.
”Saya tidak tau apa penyebab persisnya terkait pertandingan final tadi. Namun saya kira mereka tidak bisa memunculkan permainan terbaik yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Dalam hal ini Donny melihat pada masalah mental. Pemainnya seperti belum memiliki sebuah mental juara. Mereka seperti menghadapi tekanan saat tampil di final.
”Soal teknik, fisik, saya kira dua pasangan sama-sama memiliki kondisi yang mirip. Pemain Singapura saya lihat juga sudah capek. Jadi lebih pada soal mental saja, kalau menurut saya,” jelasnya.Terlepas dari kegagalan di final, Donny menyatakan tetap merasa bangga penampilan seluruh pemain Indonsia di kejuaraan ini. Mereka secara keseluruhan, bagaimanapun telah mengalami peningkatan prestasi.
Murianews, Tutong – Kekalahan ganda campuran U-19 Indonesia di kejuaraan tenis meja SEA Youth Brunei 2023 di final menjadi evaluasi tim pelatih. Tidak bisanya tampil lepas diduga menjadi biang kerok kegagalan tersebut.
Pelatih Tim Indonesia Donny Prasetya menyatakan secara pribadi dirinya menyesalkan kegagalan anak asuhnya itu. Apalagi, kesempatan itu sebenarnya sudah ada di depan mata.
Pasangan Hafidz-Cindy, sebenarnya juga sudah mendapatkan momentum saat mereka mampu berbalik unggul 2-1, setelah sebelumnya tetinggal 0-1. Mereka memulai pertandingan dengan buruk, kemudian membaik dan kembali memburuk.
Baca: Hafidz Nur- Cindy Marcela Hanya Dapat Perak
”Saya tidak tau apa penyebab persisnya terkait pertandingan final tadi. Namun saya kira mereka tidak bisa memunculkan permainan terbaik yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Dalam hal ini Donny melihat pada masalah mental. Pemainnya seperti belum memiliki sebuah mental juara. Mereka seperti menghadapi tekanan saat tampil di final.
”Soal teknik, fisik, saya kira dua pasangan sama-sama memiliki kondisi yang mirip. Pemain Singapura saya lihat juga sudah capek. Jadi lebih pada soal mental saja, kalau menurut saya,” jelasnya.
Terlepas dari kegagalan di final, Donny menyatakan tetap merasa bangga penampilan seluruh pemain Indonsia di kejuaraan ini. Mereka secara keseluruhan, bagaimanapun telah mengalami peningkatan prestasi.

Editor: Supriyadi